Dua bulan yang lalu
adalah salah satu waktu yang sangat berharga bagi saya. Bagaimana tidak? Itu
adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di negeri sakura. Saya, dan kedua
rekan saya melakukan perjalanan mandiri atau istilahnya disebut backpacker, kami menggunakan backpack yang kemana-mana kami bawa [hmm, memang udah style saya juga sih ya]. Tapi, hold dulu,
kali ini saya tidak akan menuiskan review perjalanan saya selama di Jepang;
karena kali ini, saya lebih ingin berbicara tentang mimpi.
Pernah kan kita
bermimpi? Entah menjadi seseorang yang diperhitungkan, menemukan sesuatu, membuat sesuatu,
melakukan sesuatu yang sangat kita inginkan, bertemu seseorang yang rasanya menggenapi seluruh hati,
atau mungkin seperti saya, mengunjungi suatu tempat yang sangat ingin ditapaki?
Saya sebut ini mimpi, karena memang rasanya hampir seperti mimpi. Dan akhirnya
saya sebut ini rencana, karena ada upaya untuk membuatnya nyata.
Saya ingat sekali
di awal tahun 2016, teman saya mengatakan bahwa ada promo pesawat dengan
maskapai terentu untuk meraih Jepang, dan ia langsung beli. Tanpa katakan sedikit
pada saya. Ahh, tapi dengan gilanya saya juga membeli tiket yang sama, hanya
beberapa menit kemudian.
Ahh, itu sedikit
cerita dari sekian banyak yang ingin saya ceritakan. Jepang adalah salah satu
list yang ingin saya penuhi. Sudah biasa kan? Setiap orang pasti memiliki list,
tujuan, impian, kenginan, semua yang ingin direalisasikan. Iya, realisasi loh
ya bukan cuma mimpi. Artinya, kita ada usaha untuk mencapainya. Sering kali
kita hanya berangan-angan tanpa menggerakkan tangan, diam. Dan berharap keajaiban
datang. Tapi, sampai kapan kita berdiam mengharap keajaiban itu? Bukankah kita,
manusia, wajib berusaha?
Saya memiliki
banyak list, meski tak semua terealisasi. Seperti dulu dengan lugu ingin sekali
beli merk dan spesifikasi hp tertentu, akhirnya tak terlaksana, karena
nabungnya lama, uangnya belum cukup dan ketika sudah terkumpul hp yang
diinginkan tersebut sudah terlewat lama, modelnya tidak keluar lagi dan
akhirnya beli merk dan spesifikasi berbeda XD Tapi bukan berarti gagal kan, toh
yang dibeli juga spesifikasinya malah lebih canggih.
Saya pernah bermipi
mendaki gunung, tapi setelah tahu keadaan fisik saya yang demikian, akhirnya
tidak bisa. Tapi bukan berarti saya menyerah, tetep ngeyel dan nyari gunung
yang tidak terlalu tinggi, atau mungkin lebih disebut dengan bukit, ya? XD ahh
udahlah, yang penting naik gunung kan dikit-dikit menjadi bukit, meski yang
tertinggi yang mampu saya daki adalah Gunung Ijen dengan ketinggian sekitar
2300mdpl. Itupun dengan susah payah, itupun hanya jalur pendakian yang sudah
sangat jelas ada jalannya dan hanya sekitar 3 jam. Tapi, saya tetap bahagia dan
merasa itu adalah sebuah pencapaian yang menyenangkan.
Traveling? Sudah
jangan ditanya, saya tipe solo traveler yang kemana-mana bisa sendiri saja.
Tapi juga tidak banyak kok yang sudah saya kunjungi, tapi setidaknya setiap
pulau besar di Indonesia ini salah satu kotanya sudah pernah saya kunjungi lah
ya. ^_^
Perjalanan pertama
saya ke luar negeri adalah ke Kuala Lumpur, Malaysia. Itu hanya 3 hari 2 malam.
Berangkat jumat, pulang minggu, yang jumat malam juga tidur di Bandara saja.
Itulah kali pertama saya tidur di bandara, tapi kali kali selanjutnya masih
akan ada banyak lagi. Di Kuala Lumpur saja, saya sudah 3 kali bermalam. Di
Osaka 1malam dan di Tokyo 1 malam, haha.
Perjalanan keluar
negeri bagi saya sangat menarik. Well, ada pepatah bilang “buat apa jauh-jauh
keluar negeri? Di indonesia semuanya ada, semuanya indah dan sangat beragam”.
Saya setuju, indonesia indah banget. Dari sekian pemandangan alam, indonesia
termasuk negara paling kaya. Semuanya ada, dan itu sangat mengagumkan.
Lalu apa yang saya
cari di luar? Ahh, itu masih rahasia. Just in case kalian kepo banget, baru
saya mau kasi tau XD #halah. Keywordnya, saya menyukai perbedaan, saya menyukai
sejarah, seni dan budaya. Kalau sudah bicara tentang seni, ahh, kita jadi tak
punya ruang, tak punya sekat. Ia sangat bebas. Saking bebasnya ia bisa pilih
mana saja yang menjalari darahku, partikel mana saja, urat yang mana, terserah
ia. Ia menelusup dalam jari-jari, mempengaruhi syaraf berpikirku. Ia di dahi
dan hatiku.
Ahh, kok ngelantur?
Rupanya aku sudah berbicara kejauhan. Kembali soal list, daftar keinginan yang
kita ingin wujudkan. Sedikit demi sedikit sudah saya rasakan. Ada yang langsung
berhasil ada yang tidak. Terkadang harus mencoba, sekali, dua kali, baru bisa.
Ada juga yang terlewat, ada yang sampai saat ini juga masih belum, tapi masih
saya upayakan. Ada juga yang mundur.
Tapi setidaknya,
beberapa sudah terealisasi, dan tidak hanya menjadi mimpi. Tidak semuanya, ada
juga yang tidak tepat seperti kemauan kita, tapi saya selalu percaya, bahwa apa
yang telah ditakdirkan oleh Allah swt, adalah yang terbaik. Paling baik untuk
kita, sejauh ini saya sangat bersyukur. Alhamdulillah ^_^