Pada tanggal 3, 4 dan 5 Maret kemarin, ada event Japan Travel Fair di Mall Kota Kasablanka. Otomatis saya dan temen langsung berencana untuk pergi kesana, mengingat keberangkatan kami ke Jepang sudah semakin dekat. Kami perlu menghimpun sebanyak-banyaknya informasi dan memaksimalkan apa-apa saja yang bisa kami beli selama masih di Indonesia. Iya, biar makin cashless, pengennya ketika disana saya ga perlu bawa cash banyak-banyak.
Japan Travel Fair |
Lumayan banyak booth |
Hal-hal yang menarik bagi saya dan yang saya dapatkan dalam pameran tersebut adalah :
1. Kansai Area Pass (JR West)
Ini sudah saya beli untuk perjalanan hari pertama saya ketika tiba di Osaka. Saya dan rekan memutuskan untuk membeli pass ini karena sudah mencakup dari bandara Kansai - Osaka Station (PP) dan berkeliling Osaka. Iya, kami kembali ke bandara karena esok hari kami melanjutkan perjalanan ke Tokyo dengan pesawat seharga +- 600ribuan, kenapa? karena pengen pakai shinkansen tapi lebih mahal T.T sekitar 15000Yen. Nah, karena kita naik pesawat biaya PP osaka-bandara kalau tiket biasa yang murah sekitar 920 Yen, jadi PP saja sudah 1840 Yen, belum lagi biaya berkeliling osaka. Sedangkan Kansai Area Pass ini 1 hari harganya 2200Yen, kalau beli di Jepang 2300Yen. Selain itu, ketika kami beli di His-travel kurs yang dipakai adalah 117idr. Lebih murah daripada kalau exchange sekitar 119idr. Hehhe. Untuk perjalanan ke Kyoto, kami belum memutuskan, perlu PP osaka-tokyo sebenarnya. Nanti kita pikirkan lagi setelah sampai disana.
2. Promo WiFi Rental
Saya sebenarnya juga sudah rent WiFi selama 1 minggu, online di salah satu website yang menyewakan wifi selama di Jepang. Tapi, lagi - lagi di his-travel ada promo. Sewa untuk 7 hari, hanya bayar 5 hari. Jadi bayarnya hanya 500k (idr) untuk 7 hari sedangkan tambahan hari, misal hari ke 8dst dikenakan biaya 90rb/hari. Ini cukup menarik, tapi sayangnya tidak pas untuk kami karena sepulang dari Jepang saya akan langsung melanjutkan perjalanan dari Seokarno-Hatta ke Adi Sucipto -Yogyakarta. Sedangkan wiFi yang disewa di his-travel harus dikembalikan maksimal 2 hari setelah tiba di Jakarta. Jadi, kami tidak bisa ambil opsi ini, hehe.
3. Edo Wonderland dan Gala Yuzawa
Oke, dari sekian lama browsing sana sini untuk menentukan destinasi wisata selama di Jepang, jujur di internet saya belum pernah menemukan dua destinasi wisata ini, jadi baru bagi saya. Setelah saya tanya-tanya, katanya juga memang masih baru dan baru mulai gencar dipromosikan. Orang yang menjelaskan pada saya sendiri belum pernah kesana, tapi berdasarkan keterangan teman-temannya yang sudah pernah kesana, ini worth it. Dan. lagi-lagi di his-travel, promo untuk membeli tiket masuk ke Edo, jadi sekitar 400ribuan saja, lebihnya lupa berapa. Hhehe. Normalnya 600rb an. Oiya, Edo Wonderland ini terletak di Nikko, perjalanan 2 jam dari Shinjuku, naik kereta Express.
Edo Wonderland |
Yang kedua adalah Gala Yuzawa. Dari kemarin browsing, saya hanya menemukan tempat yang masih bersalju itu adalah Tateyama, Apline. Dan itu jauh sekali dari tokyo, naik kereta pun kalau PP bisa memakan waktu seharian. Sedangkan kalau Gala Yuzawa ini, cukup 75 menit dari Tokyo Shinjuku Station, naik Shinkansen. Wow, boleh juga ya.
4. Tokyo Wide Pass
Satu lagi pass yang akan saya beli yaitu Tokyo Wide Pass, untuk jalan-jalan selama di daerah Kanto. Kenapa? Karena kalau dihitung-hitung lebih murah. Perjalanan kami dari Osaka ke Tokyo menggunakan pesawat, kami turun di Narita International Airport. Jadi kami butuh pass yang bisa sekalian cover perjalanan kami dari bandara, selain itu kami juga bermaksud ke Kawaguchi Lake, Odaiba dan Edo Wonderland di Nikko. FYI perjalanan termurah ke Kawaguchi adalah dengan naik Bis, tiketnya seharga 3500Yen (PP) kemudian tambah sightseeing bus dan untuk ke Edo Wonderland di Nikko naik kereta sekitar 2500Yen, PP 5000Yen. Sedangkan dengan Tokyo Wide Pass, seharga 10.000 Yen yang berlaku selama 3 hari ini sudah bisa dipakai sampai stasiun terdekat, tinggal nambah Bis. Cover perjalanan 2 jam kami PP ke Nikko, dan berbagai spot wisata di Jepang. Kalau di total-total, jadinya lebih murah. Pun bisa naik shinkansen juga untuk ke Gala Yuzawa, ckup 75menit saja! Padahal itu sekitar Yogyakarta-Semarang PP. :)
5. Study In Japan
Oh ya, kemarin saya juga menemui salah satu booth yaitu Study In Japan. Tapi, ya, sayang sekali yang jaga boothnya cuma semacam nungguin aja, kasih brosur dan menjawab pertanyaan seputar apa yang ada di booth. Tidak bisa menjawab tentang detail dan prosedur beasiwsa itu sendiri, cuma misal kita pengen beasiswa A kita harus tanya ke A. Kalau pengen ke B, coba lihat infonya di situs B. Kurang lebih seperti itu saja, hmm. Tapi lumayan juga sih dapat semacam guide book selama study di Japan. :)
Sakura sitetis *ehh |
6. Kimono
Ini yang terakhir, dan seolah jadi ciri khas Japan Travel Fair ya, jadi pasti ada booth yang menyediakan jasa pakai kimono gratis dan kita bisa berfoto dengan background yang disediakan. Dan karena sekarang di Jepang sedang musim semi, jadi ya temanya sakura. Antrinya lumayan banyak, maklum gratis. Ada 3 orang mbak-mbak yang membantu kami memakai kimono, biasanya sih foto-fotonya yang lama. Hmm., saya melihat wajah wajah kelelahan di mbaknya, ya, saking banyaknya pengunjung yang datanglah. Belum lagi kalau ngadepin ibu-ibu yang ingin berfoto setelah saya. Tepat setelah saya masuk, antrian ditutup. Tidak berapa lama antrian diluar sudah lumayan banyak, eh, tiba-tiba ada segerombolan ibu-ibu ynng buka paksa antriannya, maksa masuk. Oke, sudahlah tak apa. Tiba giliran saya, foto-foto sebentar. Kemudian setelah saya foto, turun, mulai melepaskan kimono yang kami kenakan. Kimono itu kan banyak, bisa pilih bebas, tapi ketika saya sedang melepaskan kimono, eh, ibu-ibu yang tadi buka antrian lagi narik-narik kimono yang masih dipakai teman saya, sampe kaget pas selfie ada yang narik-narik. Padahal, ibunya juga udah dalam posisi pakai kimono, udah setengah jadi, huhuhu.. Oh man, mohon bersabar, ini ujian, mohon bersabar, ini ujian~
Me wearing kimono |
Kimono |
Me with Prisantya |
Prisantya wearing kimono |
hasil selfie sambil bajunya ditarik ibu-ibu yang dibelakang |