Dan, setelah lama sekali rupanya ga nge-post, akhirnya yang pertama kali saya tuliskan lagi adalah pengalaman saat di Kyoto, Japan. Bukan apa-apa, hanya rasanya kemarin-kemarin hidup rasanya ruwet sekali, ahlamdulillah sekarang rasanya udah agak berkurang *malah curhat. Dan akhir-akhir ini jadi sering keinget lagi saat-saat paling damai dan menyenangkan di Kyoto waktu itu, damai bat lah pokoknya.
Pagi itu, kami berperjalanan dari Tokyo dengan night bus Willer Express sampai ke Kyoto. Bis ini nyaman banget, ada pijakan kaki bahkan tudung, udah kayak tidur di stroller XD Nyamann banget tidurnya, saya baru kebangun setelah sampai Kyoto, lalu makan. Rencananya, pada hari itu kami akan menyewa kimono. Berhubung persewaan baru buka jam 10 pagi, akhirnya kami memutuskan, pagi sekali kami akan mengunjungi Fushimi Inari dulu. Kami menaiki kereta dari Stasiun Kyoto. Benar saja, jam 8 pagi kami sudah sampai Fushimi Inari, belum banyak pengunjung. Asiklah buat foto-foto, nah sayangnya, sepagi itu sudah hujan. Untung kami sudah beli payung dari Tokyo tempo hari, berguna juga nih payung.
Dalam bus willer express |
Kyoto Tower |
Fushimi Inari Taisha
Fushimi Inari Taisha (伏見稲荷大社?) adalah kuil Shinto yang berada di Fushimi-ku, Kyoto, Jepang. Kuil ini merupakan kuil pusat bagi sekitar 40.000 kuil Inari yang memuliakan Inari. Kuil utama (honden) terletak di kaki Gunung Inari, dan tanah milik kuil mencakup gunung yang tingginya 233 meter. (wikipedia). Inari Taisha adalah istilah umum penyebutan kuil untuk berdoa kepada dewa Inari (kami no inari). Ciri-cirinya ditandai dengan akai torii (torii merah) dan komagitsune (patung rubah putih)
Pemandangan di Stasiun depan Fushimi Inari Taisha |
Di Fushimi Inari penuh dengan deretan gapura torii yang tidak terhitung, yang ditata sedemikian rupa, berwarna merah, banyak sekali dan dibaliknya terdapat tulisan. Tentu saja, inilah yang jadi tujuan utama para pengunjung, untuk eksporasi gerbang torii yang unik dan menjadi daya tarik utama. Jumlahnya sangat banyak sampai diatas bukit, meski pada saat itu, kami ga sampai puncaknya sih, hhe. Tapi mendaki melalui gerbang torii saat hujan-hujannya malah bikin syahdu #eaaa
Gerbang Torii |
Disana juga kita akan menemukan kuil, yang pertama, saat kita pertama masuk adalah kuil utama, biasanya juga digunakan untuk sembahyang. Selain itu saat kita mulai menyusuri gerbang torii, diatas kita akan menemukan kuil-kuil kecil. Di setiap kuil ini biasanya terdapat patung rubah (komagitsune) yang memang jadi ciri khasnya. Selain itu di beberapa tempat yang menjual cindera mata.
Halaman Depan Fushimi Inari Taisha
|
Kimono Rental
Sekitar jam10 kurang, kami kembali ke Kyoto Sta, disana, kami bertemu dengan temannya teman saya. Seorang fotografer yang istrinya lagi kuliah di Jepang, dengan serta kedua anaknya yang lucu dan imut ini. Kami bertemu di Kyoto Tower, letaknya ya dekat sekali dengan Kyoto Station ini.
Sekalian, kami ke tempat rental kimono kami untuk menyewa kimono yang telah kami pesan sebelumnya secara online. Kalau online dapat diskon, tapi ternyata itungannya masih mahal juga. Lebih murah kalau ke tempat lokasinya aja, ada banyak persewaan kimono, bahkan mulai dari yang harga 1000 Yen saja! Sedangkan yang kami sewa seharga 3500Yen itu yang paket basic, kalo pasangan bisa dapet diskon jadi 5000Y berdua. Disana semuaada bahkan yang sampai paket yang buat prewedding hehe.
Namanya Kyoto Kimono Rental ( https://kyotokimono-rental.com/en/) Kami booking online, ada banyak tipe kimono, tapi kami pilih yang standar aja seharga 3500Yen (saat itu) yang sudah include satu set kimono, kaos kaki (gift), sandal (zori) dan tas yang bebas pilih yang mana aja. Pilih-pilih-pilih, kalo cewek kan mayan waktu lama ya, apalagi pilihannya sangat banyaak sekali dan jadi makin bingung deh~ dan akhirnya saya pilih yang warna hijau, kebetulan sesuai dengan jilbab yang saya pakai, dan rekan saya pilih warna merah, biar matching juga sama jilbabnya. Pegawai disana baik-baik, setelah pilih, kami ke ruang ganti, barang2 dan pakaian bisa kami titipkan disana. Gratis. *biasaya loker 400-600Yen , hehe* Bisa foto juga disana (kalau mau) satu jepretan dan dicetak. Setelah dari sana, kami langsung kembali ke Stasiun Kyoto untuk mengantri bis untuk menjangkau lokasi-lokasi wisata di Kyoto.
Kami naik bis dengan membeli One-Day Pass seharga 500Yen. Itu bisa digunakan seharian naik bis yang tarifnya flat. Standarnya sih sekali naik bis adalah 220Yen. Jadi kalau kita ke beberapa tempat tujuan dalam sehari, ini lebih murah. Dan kalau naik bis itu, hampir di setiap bus stopnya itu adalah nama kuil :D Saking emang banyak banget kuilnya. Nah, opsi selain naik bis, adalah sewa sepeda. Kalau kalian dapet penginapan di Hostel, biasanya akan disediakan penyewaan sepeda. Karena lokasi wisatanya juga berdekatan dan worth it lah kalau sewa sepeda, bisa bebas dan puas juga jalan-jalan seharian. Nah kalau saya pilih bis saja, soalnya pakai kimono dan zori, jadi agak ribet. Tujuan pertama kami adalah, Kiyomizu-dera. Sebenarnya sebelum ke sini, kami sudah diperingatkan rekan kami, bahwa jalan ke kuilnya itu lumayan jauh, dan lagi renovasi juga. Etapi karena penasaran, yaudah kami tetep kesana dan bener aja kuil ini luaasss banget, tapi gapapalah, saya sih nikmatin aja.
Saat itu, ketika saya disana rupanya sedang ada upacara, saya kurang paham upacara apa, tapi semuanya berpakaian serba putih, pengunjung lain bilang mungkin pemakaman. Saat itu, di area upacara tidak boleh di foto. Tapi yang lain masih boleh. Ke Kiyomizudera saat musim semi ini, asli, indah banget.
Dedek gemmesh yang sukaa banget difoto. |
Dan, inilah akhirnya penampilan kami. Pakai berlapis-lapis pakaian. Too tight, tapi saya nyaman2 aja. Orang2 bilang bakal panas, tapi saya ngerasa anget, *soalnya disana kedinginan |
Kiyomizudera Temple
Kiyomizudera Temple |
Kiyomizudera |
Jadi, Kiyomizudera (kuil air suci) ini adalah salah satu warisan budaya dunia UNESCO dan merupakan kuil yang paling terkenal di Kyoto. Salah satu must-visit lah kalau kita ke Kyoto. Apalagi kalau musim semi atau musim gugur. Tamannya juga sangat luas, untuk kesana memang harus jalan menanjak lumayan jauh, meski bikin kaki gempor tapi terbayarkan oleh pemandangan yang indah itu. Sayang sekali gabisa masuk ke atas, karena memang sedang renovasi (sayang banget).
ini dia jalan turunnya |
Nah, saat turun kita bisa melewati gang sempit yang di kanan-kirinya banyak sekali toko oleh-oleh. Mulai dari matcha (green tea), berbagai macam pernak pernik, dompet2 kecil buat nyimpen koin ( akhirnya beli, karena ternyata koin itu sangat berarti sekali kalau di Jepang baik buat belanja, beli minum di vending machine sampai beli tiket kereta atau naik bus). Berbagai macam gantungan kunci, berbagai macam tempura (ada yang ada label halalnya loh), sampai akhirnya saya nyoba yang namanya Teh Rumput Laut! Gimana Rasanya? Gak karuan, dunno how to describe. Rasanya tuh, asin, tidak pait, tidak manis, tapi ada satu macam rasa lagi selain asin yang susah saya jelaskan, well, itu rasanya apa ya? Aneh sekali di lidah. Ahh, susah dijelaskan yang jelas aneh~~
Gion
Dan, tujuan kami selanjutnya adalah Gion. Salah satu traditional district yang terkenal banget di Kyoto yang memanjang dari utara ke selatan dari Shijo Street. Dari barat, ada Kamo-gawa River dan berakhir di Yasaka-jinja Shrine di Timur. Banyak hiburan yang ada disana, mulai dari berbagai macam makanan, restoran-restoran, ada pula beberapa temple, hingga teater besar : Minamiza Kabuki Teater. Saat saya kesana, itu sedang ada jadwal pertunjukan Geisha. Nah, Geisha ini juga jadi daya tarik utama kalau ke Gion. Kalau beruntung, kita bisa bertemu Geisha. Atau, bisa juga di restoran-restoran tertentu (yang jelas mahal)
Selain jalan yang kanan-kirinya penuh rumah-rumah tradisional, kami juga sampai ke salah satu kuil. Saya lupa namanya, Tenniji atau apa ya, ini masih sekitar Gion.
Yuu Guesthouse
Setelah puas jalan-jalan di Kyoto seharian, akhirnya kami pulang menuju penginapan untuk berisitrahat. Penginapan yang sudah kami pilih adalah Yuu Guesthouse, semacam apartemen pribadi milik Yuu yang disewakan. Kami dapat dari AirBnb. Selain harganya cukup murah untuk kami bertiga, lokasinya juga dekat dengan stasiun. Cuma 2 minutes walk to Awajii-sta.
Apartemen Yuu ini sangat rapi, bersih dan juga nyaman. Ada wifi, ada katalog wisata, ada juga daftar fasilitas apartemen. Yang paling nyenegin tentu saja Portable Wifi-nya. Jadi selain wifi ruangan, yuu juga nyedian protable wifi, ini bisa kami bawa saat bepergian, selama kami menginap ditempat Yuu. Kami tidur di lantai, pakai futon. Ada kompor dan peralatan masak kalau mau masak, teman saya sih nyobain mie instan ala-ala Jepang. Kami seneng dan nyaman banget deh tinggal disana, meski kami tidak ketemu langsung dengan Yuu, tapi dia selalu fast respon kalau dihubungin via AirBnb. Yuu memberi arahan yang sangat detail menuju apartemennya.
Oiya, sebenernya waktu ke Inari Taisha itu sempet ada sedikit drama..
Jalan-jalan di Gion |
Gion |
Poster Geisha |
Selain jalan yang kanan-kirinya penuh rumah-rumah tradisional, kami juga sampai ke salah satu kuil. Saya lupa namanya, Tenniji atau apa ya, ini masih sekitar Gion.
Gion |
Masih di Gion |
Yuu Guesthouse
Setelah puas jalan-jalan di Kyoto seharian, akhirnya kami pulang menuju penginapan untuk berisitrahat. Penginapan yang sudah kami pilih adalah Yuu Guesthouse, semacam apartemen pribadi milik Yuu yang disewakan. Kami dapat dari AirBnb. Selain harganya cukup murah untuk kami bertiga, lokasinya juga dekat dengan stasiun. Cuma 2 minutes walk to Awajii-sta.
Futon |
Ruangan Apartemen Yuu |
Ada AC, Jemuran Kecil, ada mini kitchen set dan kamar mandi seperti biasa, selalu ada air panasnya. |
Going back home |
Oiya, sebenernya waktu ke Inari Taisha itu sempet ada sedikit drama..
The Drama
Pagi itu, saya dan dua rekan saya, ditengah hujan, agak ada drama sedikit. Ketika tangannya miku-nya mas Sakurai, tangannya lepas dan jatuh di selokan. Di tengah hujan saat itu, kami bersusah payah, mengambil ranting dan berusaha mengambil tangan miku dari sela-sela selokan. Mas sakurai, yang sayang banget sama miku, dan karena kebetulan miku yang dibawa adalah limited edition Snow Miku, berusaha banget ngambil tangannya, berusaha melepas besi selokan itu, hingga sampai jadi pusat perhatian orang-orang, ada orang yang sampai bertanya : what's goin on? sampai orang-orang pada memperhatikan. Beberapa turis asing dan wisatawan lokal jepang yang lagi rekreasi bertanya pada mas Sakurai, mas Sakurai jawabnya "I'm trying to get my hand" | "What? Your hand?" *jawaban yang sengaja banget, mentang2 yang nanya dede2 emesh* "Yes, this.. (ngeluarin miku) " And.. barulah semua orang itu terkejut. Ealaah, maksudnya tangannya action figurenya to T.T Dan demikian banyak orang membantu, terutama orang jepang, mereka masih muda, mungkin anak kuliahan tapi baik banget dan yang saya perhatikan, mereka kalo menolong itu totalitas banget. Kalo di Jakarta mah mungkin cuek kali ya, tapi disana, mereka bertanya, dan mencoba membantu meskipun akhirnya tetap gabisa, karena di semen juga itu besinya dan akhirnya mas Sakurai mengikhlaskannya... meninggalkan tangan miku di situ. Dengan muka sedih dan agak galau.. *Sabar yaa mas yaa, kan miku dirumah juga udah ada satu lemari kan yasss *
Tokyo - Kyoto sta : Willer Express Overnight Bus ( 5424Y )
Kyoto Sta - Inari Sta (140Y)
One Day Bus @500Y
Kimono Rental @3500Y
Masuk wisata : Gratis semua.
Trip Summary :
Tokyo - Kyoto sta : Willer Express Overnight Bus ( 5424Y )Kyoto Sta - Inari Sta (140Y)
One Day Bus @500Y
Kimono Rental @3500Y
Masuk wisata : Gratis semua.