Okay, hi!
Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga yang kami miliki, kami menysuri jalan sesuai dengan yang kami lihat di maps, perjalanan yang dekat itu terasa sangat panjang dan lama, kami hanya berjalan selangkah-dua langkah, tiga langkah, berhenti untuk sekedar meletakkan tentengan melelahkan itu, apa coba yang kami beli sampai seperti itu. Khilaf ni pasti tadi T.T Sempat berhenti di vending machine juga, beli minum. Haus. Lalu kami meneruskan perjalanan sampai titik di maps itu berhenti, dan akhirnya ketemu juga tapi.. Percayalah, bukan hal mudah bagi kami untuk membaca alamat yang tertera dalam tulisan Kanji, tidak, tidak mudah. Yang bisa kami baca hanyalah nomor. 8-1-1 oke, kami berusaha menghubungi pemilik penginapan, ahh, tidak ada contact, hanya akun airBnB saja. Disana rupanya tertera alamat, nomor rumah, nomor kamar, dan password rumah dan kamar dalam email konfirmasi pemesanan tersebut. Maklum, biasanya kalau di AirBnB selalu ketemu pemilik rumah. Ternyata kami tinggal langsung masuk saja. Tapi kami sebenarnya agak ragu, ini penginapan tapi seperti tempat tinggal biasa. Kami naik ke lantai 2, tempat kamar kami seharusnya berada. Tapi, tidak ada, tidak ada nomor kamar kami, dan lebih aneh lagi, semua kamar disini menggunakan kunci, bukan password. Lahh??? Akhirnyas saya dan rekan keluar.
Sudah lama sejak saya menulis tentang catatan perjalanan ya,, kali ini.. mungkin saya akan bagi sedikit teaser perjalanan saya ke Jepang, tapi, tidak akan sangat urut seperti perjalanan saya yang ke Kuala Lumpur seperti yang telah saya tuliskan disini. Kali ini, saya ingin berbagi moment, yang bagi saya, menyenangkan.
Salah satunya adalah ketika di Tokyo, penginapan kami terletak di Asakusa, sekitar 8 menit berjalan dari stasiun Asakusabashi. Hmmm, ada banyak spot menarik disini, ditengah kota metropolitan seperti ini, masih saja saya temukan semacam pemandangan seperti ini:
My Fav Pic |
Favorite saya adalah berjalan saat berjalan dari stasiun ke penginapan, maupun sebaliknya. Pagi hari, malam hari, kalau tidak salah kami menginap selama 2 malam disini. Ahh, penginapannya? Kami dapat dari AirBnb Sekitar 1,4jt (IDR) selama 2 malam, untuk 3 orang. Saya rasa ini worth-it, untuk budget pas-pasan tapi ingin nyaman seperti kami XD Jadi seorangnya permalam kena sekitar 460k. Dengan fasilitas kamar pribadi yang nyaman dan hangat, handuk, peralatan mandi, jemuran mini, semacam kitchen set, lalu kamar mandi, dapur, mesin cuci dan kulkas sharing. Itu sebuah apartemen yang memiliki 3 kamar, kami berada disalah satunya, sehingga untuk fasilitas seperti itu kami harus berbagi, tapi ku rasa tidak masalah juga karena tidak sampai antri juga. Bersih dan nyaman, hangat, dan yang bikin kami tidur nyenyak sekali (atau mungkin karena saking lelahnya) Haha.
Pagi hari saya berjalan dan mungkin itu musim semi, rasanya sejuk, berjalan sedikit dari penginapan ada seven eleven. Disetiap sevel itu ada mesin atm ya, yang kita bisa naik duit tunai disitu jika kita punya cc visa atau mastercard. Jalan 5 menit dari sevel, kami sudah sampai di stasiun Asakusabashi.
Ahh, ada cerita lucu waktu kami ingin ke penginapan ini pertama kali. Berbekal alamat dan petunjuk dari email dari AirBnB, kami mulai mencari. Sampai stasiun Asakusabashi, kami turun, itu sudah larut malam dan kami sudah berjalan-jalan seharian ke Shibuya dan Akihabara dimana kami berjalan-jalan cukup lama dan jauh. Dan kami sudah membawa backpack kami masing-masing masih dengan tentengan oleh-oleh dari Don Quijote, hingga makanan-makanan yang kami beli sewaktu di Akihabara.
Maka saat keluar stasiun, saya dan teman memutuskan untuk naik taksi Meski harga taksi disana mahal, tapi mengingat letak penginapan kalau menurut di peta itu dekat sekali, maka rasanya kami tidak akan habis begitu banyak. Jadi, kami langung masuk ke taksi yang terparkir di depan stasiun. Yang tidak kami antisipasi adalah: supir taksi yang tidak dapat berbahasa Inggris! Oh, God! *efek lelah, kurang pertimbangan* Kami menunjukkan detail alamat penginapan yang ada di email, tapi, sang supir ternyata juga tidak bisa membaca huruf latin! Duh, kami merasa: kok kita ngga memperhitungkan soal ini ya? Saat pertama masuk ke taksinya sih memang sang supir terlihat sudah sepuh, pakai kacamata, rambutnya putih semua dan raut wajahnya juga sudah dipenuhi keriput. Salah kami nih. Teman saya yang sedikit bisa berbahasa Jepang berusaha menjelaskan tujuan kami terbata-bata. Tapi, dari semua pembicaraan mereka yang saya tangkap: Dimana? Tujuan itu, kalau itu ya "disini". Disini Asakusabashi, lalu anda mau kemana? Di lampu merah itu sudah tempatnya! *kira-kira begitu* Lalu saya ingin bilang, bagaimana kalau kita jalan saja kemudian biarkan kami mengarahkannya dengan googlemaps? Tapi untuk mengatakan itu saya hanya bisa berbahasa Inggris sedangkan sang supir hanya bisa berbahasa Jepang. Ok, gak nyambung! Hhaha. Teman saya juga bahasa Jepangnya masih terbata-bata, sulit juga untuk menjelaskan maksud kami kepada Supir itu. Dan akhirnya : jeglek! Tiba-tiba pintu taksi terbuka. Iya, means: kita diusir dari taksi. Dipersilakan keluar T.T Lahhh.. Lelaaahhh..
Penginapan yang nyaman, dengan fasilitas yang lumayan lengkap. |
Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga yang kami miliki, kami menysuri jalan sesuai dengan yang kami lihat di maps, perjalanan yang dekat itu terasa sangat panjang dan lama, kami hanya berjalan selangkah-dua langkah, tiga langkah, berhenti untuk sekedar meletakkan tentengan melelahkan itu, apa coba yang kami beli sampai seperti itu. Khilaf ni pasti tadi T.T Sempat berhenti di vending machine juga, beli minum. Haus. Lalu kami meneruskan perjalanan sampai titik di maps itu berhenti, dan akhirnya ketemu juga tapi.. Percayalah, bukan hal mudah bagi kami untuk membaca alamat yang tertera dalam tulisan Kanji, tidak, tidak mudah. Yang bisa kami baca hanyalah nomor. 8-1-1 oke, kami berusaha menghubungi pemilik penginapan, ahh, tidak ada contact, hanya akun airBnB saja. Disana rupanya tertera alamat, nomor rumah, nomor kamar, dan password rumah dan kamar dalam email konfirmasi pemesanan tersebut. Maklum, biasanya kalau di AirBnB selalu ketemu pemilik rumah. Ternyata kami tinggal langsung masuk saja. Tapi kami sebenarnya agak ragu, ini penginapan tapi seperti tempat tinggal biasa. Kami naik ke lantai 2, tempat kamar kami seharusnya berada. Tapi, tidak ada, tidak ada nomor kamar kami, dan lebih aneh lagi, semua kamar disini menggunakan kunci, bukan password. Lahh??? Akhirnyas saya dan rekan keluar.
Di depan rumah ada seorang wanita yang berambut pendek, ahh, padahal itu sudah sekitar jam 11 malam, cukup larut. Kami pun langsung menanyainya. Rupanya bisa sedikit-sedikit berbahasa Inggris meski terbata-bata dan hanya bisa mengucapkan satu-dua kata. Katanya alamat yang kami maksud itu ada disini (disamping bangunan yang kami kunjungi tadi) Kami diajari memasukkan password dan diantarkan ke kamar kami (baik sekalii) dan akhirnya kami sampai juga. Alhamdulillah setelah muter-muter, jalan-jalan seharian, langsung menaruh barang-barang dan berisitirahat. Makan Pablo (ceileeh) cemilan yang tidak semahal di Jakarta XD dan sambil menunggu rekan kami yang satunya (yang masih ingin lebih lama di Akihabara, berburu action figure) hahahah..
Pure Water. Cocoa Milk (Fav! And sometimes hard to get, karena ga di semua toko ada, dan ga di semua vending machine ada minuman manis kaya gini. Dan, Pablo! @250Y |
Well, setelah malamnya begitu kelelahan, paginya ternyata kami bangun kesiangan XD Saat itu jadwalnya dalah ke Gunung Fuji. Ahh, tak apa, tujuan kami tak banyak hhe. Kami keluar siang tapi masih terasa pagi, sejuk, lebih ke dingin sih, menikmati suasana Asakusa ini, sangat menyenangkan :)
Ahh, memang banyak momen menyenangkan ketika berkunjung ke sana, sebentar-sebentar mungkin akan saya bagikan, tentunya, setelah urusan SKRIP** saya selesai! aaaak XD
Jadi, kapan kita jalan bareng? |