Akhir-akhir ini saya merenungi sesuatu, tentang yang biasa orang-orang koarkan, tentang menjaga pikiran positif, berpikir positif terhadap segala sesuatu. Sedang ditimpa musibah, misalnya, pasti orang-orang menasihati kita untuk berpikir positif, mungkin ini ujian dari Allah supaya kamu bertambah kuat, bayangkan, jika kamu berhasil melewati ini, maka tantangan kedepan mungkin akan terasa lebih ringan dan kau pasti juga bisa melewatinya. Mungkin juga Allah menitipkan ujian ini untuk menunjukkan padamu juga, bahwa yang terbaik menurut manusia belum tentu terbaik menurut Allah. Mana tau, Allah sedang menyiapkan yang terbaik untukmu, kan? Bagian pertama, berbaik sangka terhadap apapun ketentuan Allah Swt.
Hal ini sejalan dengan hadist berikut :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Sesuai persangkaan hamba pada Allah. Artinya, jika seorang hamba bertaubat dengan taubatan nashuha (yang tulus), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika dia yakin do’anya akan dikabulkan, maka Allah akan mudah mengabulkan. Berbeda jika kondisinya sudah putus asa dan sudah berburuk sangka pada Allah sejak awal.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
Ø£َÙ†َا عِÙ†ْدَ ظَÙ†ِّ عَبْدِÙ‰ بِÙ‰
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih). Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (harap) pada-Nya.
Maka dari itu, kita sebagai manusia sebaiknya selalu berbaik sangka, karena sesuai hadist tersebut, Allah sesuai dengan persangkkan hamba-Nya. Setiap ada kejadian demi kejadian, selalu berusaha berbaik sangka, mungkin ini yang terbaik bagi hamba, mungkin ini yang Allah pilihkan untuk hamba. Berbaik sangka bahwa apapun yang terjadi, yakinlah rahmat dan karunia Allah selalu bersama kita. Teruslah berdoa dan yakinlah bahwa doá kita akan dikabulkan, karena Allah telah berjanji, Ia menjawab doá dengan tiga hal : Ya, Tidak Sekarang (disimpan hingga pada saat waktu yang tepat), atau diganti dengan yang lebih baik menurut Allah.
Yang kedua, biasanya orang-orang menyambungnya dengan dengan energi-energi positif untuk diri kita, like kamu tu orang baik, pinter, banyak yang sayang sama kamu, banyak yang mendoakanmu, lalu apa alasanmu untuk menjadi lemah? sementara orang-orang percaya bahwa kamu akan kuat. Kamu selalu sabar, kamu berhak mendapat yang lebih baik, wong kamu tu bla bla bla, dan segalanya mengarahkan pada kebaikan. Yes, its true. Apapun yang terjadi pada kalian, tetaplah berpikir positive pada diri kalian.
Dari beberapa tulisan yang saya baca, positive thinking adalah sikap mental dan emosional yang berfokus pada sisi baik dari kehidupan dan mengharapkan hasil yang positif. Seseorang dengan pemikiran positif mengantisipasi kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan, dan percaya bahwa ia dapat mengatasi hambatan dan kesulitan apapun. Ini tentu masih ada kaitannya dengan yang kedua, untuk meningkatkan kapasitas diri kita dan percaya bahwa kita mampu mengatasi halangan seperti apapun juga. Menguatkan kita dengan terus berfokus pada sisi positif dari kehidupan yang kita jalani.
Tapi kadang yang susah adalah bagian selanjutnya, berfikir positif pada orang lain. Pada orang yang telah menyakiti kita sebegitu dalam, pada orang yang menurut kita ia telah berbuat sangat jahat kepada kita, pada orang yang telah melakukan kesalahan yang sangat besar kepada kita, sungguh, sulit sekali untuk melihat kebaikan orang tersebut. Ini benar-benar bagian yang paling sulit, setidaknya, buatku. Semuanya menjadi buram, ketika seseorang yang begitu percaya luar biasa baiknya, ternyata melakukan hal yang sungguh rasanya tak termaafkan. Untuk seseorang yang dipercaya seutuhnya, namun mengkhianati sepenuhnya. Kau tau rasanya dikhianati? Sakit. Diperlakukan seperti orang bodoh yang tidak mengerti akan hak-haknya? Sungguh sakit. Orang-orang menertawai tapi juga harus memberanikan diri, menertawai kehidupanku sendiri. Sungguh, bagian ini tak akan pernah mudah.
Duh, ini jadi semi curcol, padahal sebenarnya ingin sekali melihat berbagai hal positif, berfokus pada hal positif terhadap tindakan seseorang yang kita kira jahat, tapi setiap mulai membangun isi positif, terus terjun bebas lagi kalau teringat kejahatan demi kejahatan yang di lakukan, malah sumpah serapah yang akhirnya keluar. Hey, kalian yang baca, ada tips untuk menghandle yang satu ini? Rasanya aku sangat butuh bantuan, haha. Bagaimana ketika seseorang yang kamu kira orang yang sangat baik tapi dapat melakukan yang sangat-sangat tak terbayangkan? Haha.
Ahh, susah kalau curhat, ku ganti posisi untuk menasihati..
*iya emang aku kadang bisa jadi spesialis membual dan omong kosong, ngomong doang pinter tapi prakteknya ngga tau sampe mana, heuheuheu
Berprasangka baik terhadap orang lain, apalagi yang sudah menyakiti kita, tentu itu akan sangat sulit, tapi bisa dilakukan. Di dunia ini, kita hidup tidak sendirian, kita bersisian dan bersinggungan dengan banyak orang. Jadi, begini, menurut buku yang saya baca, ini dimulai dengan cara kita melihat seseorang. Kita bisa melihat niat baik yang ada pada orang itu, kemudian melihat kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya, menghargai keputusan-keputusan yang ia ambil, dan merasakan, bukan menghakimi. Terkadang manusia memang lebih mudah menghakimi, dari hanya melihat sekilas, dari mendengar perkataan orang lain, dengan penafsiran yang dibuat sendiri..
Sulit ya? Mencoba memahami orang itu, sedangkan, apakah orang itu pernah mencoba merasakan jika berada dalam sisi kita? Ahh, kan, jadi susah. Tapi segala kejadian pasti bisa diambil hikmahnya dan selalu ada sisi positif dari setiap musibah. Tentunya itu jika kita dapat terus berusaha berfikir positif, berprasangka baik dan berfokus pada hal-hal baik yang terjadi. Saya yakin itu, karena sudah merasakannya sendiri. Ketika berfokus pada rasa sakit, memang rasanya sakit terus dan ga abis-abis itu sakitnya, makin dipikir malah makin sakit. Tapi ketika saya berfokus pada hal-hal positif, maka energi positif dan sisi terang akan bermunculan, berakibat pada kebahagiaan yang terus meningkat, kuat!