Kemenkeu Mengajar 2016 Denpasar : Dari Kami Untuk Negeri

Senin, Oktober 31, 2016

Tiga hari yang lalu, Senin, 24 Oktober 2016 adalah salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya. Pada hari itu saya berkesempatan untuk mengajar di SD N 11 Sumerta, Denpasar yang merupakan rangkaian kegiatan Kemenkeu Mengajar dalam rangka peringatan Hari Oeang ke 70 di lingkungan Kementrian Keuangan.
Seneng, ketika mereka ikut nyanyiin lagu flashmob kami. Hafal juga ternyata mereka :D
Ketika pertama kali saya berkata ingin ikut KM2016 ini, beberapa rekan kerja dan senior mengajukan pertanyaan kepada saya, begini "Kamu mau ngajar apa? Matematika? Sejarah?" Agak aneh bagi saya, karena ketika pertama kali mendengar istilahnya saja yang saya bayangkan adalah bahwa itu acara mengajar sehari yang tujuannya mengenalkan berbagai macam profesi. Hmm, mungkin karena masih awam bagi mereka, sedangkan saya memang sudah pernah jadi relawan pengajar di event lain sebelumnya. Tapi setelah saya jelaskan, ada yang menyimpulkan bahwa ini semacam sosialisasi bea cukai kepada anak-anak, dan mereka bilang : "Emang boleh ya? Ih kok anak-anak udah diajarin bea cukai sih?" Dan lain-lain. Saya sebenarnya kurang setuju kalau dibilang sosialisasi. Karena utamanya kami adalah memotivasi anak-anak untuk makin semangat meraih cita-cita mereka, apapun itu. Disamping juga mengenalkan pada anak-anak bagaimana negara ini mengelola uang. Yang saya rasa juga sangat bermanfaat bagi mereka, ada bayangan kan? Uang negara itu darimana. Kalau mereka bermimpi mau bangun sekolah itu bagaimana, biaya rumah sakit itu uangnya darimana, atau kenapa mereka harus bayar pajak nantinya? Yang lekat sekali dengan kehidupan mereka sehari-harinya. Jadi..
Me, saat ngejelasin arus barang masuk dan keluar kawasan pabean
Kemenkeu Mengajar sendiri merupakan program satu hari mengajar di sekolah yang ditunjuk. Yang mengajar adalah relawan pengajar dari Kementrian Keuangan. Disebut relawan karena program ini sama sekali tidak membebani APBN. Jadi, saya dari Jakarta dan memilih mengajar di Denpasar, semua biaya yang ditimbulkan ditanggung sendiri ^_^
Pagi di 24 Oktober itu, saya bangun dengan perasaan senang, antusias dan bersemangat. Saya sekamar dengan Fanny, rekan saya satu kantor dari Jakarta yang baru saya kenal. Kami bergegas mandi dan mengenakan seragam kebanggan kami, lengkap dengan semua atribut yang melekat, sepatu pantofel dan kaos kaki hitam. Semua keperluan mengajar pun tak lupa kami periksa kembali. Setelah semua siap, kami yakin berangkat, meski sarapan terlewat.

Upacara dengan khidmat
Hari itu diawali dengan upacara dengan anak-anak di Bali. Benar-benar suasana yang berbeda dari yang biasa saya temui di Jawa. Anak-anak perempuan di Bali rambutya harus dikepang atau diikat dua dan memakai pita merah, atau merah putih. Semua berbaris rapi dan tertib, demikian para guru. Kami pun ikut berbaris disebelah para guru.
Kami juga ikut upacara :D
Pengibar bendera yang juga kepang dua
Upacara dimulai. Entah khusus hari itu atau bagaimana, semua petugas upacaranya adalah perempuan. Semua memakai seragam putih-putih, memakai peci hitam dengan rambut kelabang dua, semuanya terlihat cantik bahkan sang komandan upacara yang terlihat tegas, namun tetap cantik. Kecuali satu, ajudan pembina upacara, laki-laki, hihi. Upacara berlangsung dengan khidmat, ahh, sudah lama sekali rupanya sejak terakhir saya mengikuti upacara sebagai siswa sekolah di hari senin. Kalau dikantor sih masih, tapi apel setiap tanggal 17. Dan rangkaiannya tidak seperti di sekolah dasar yang ada pembacaan pembukaan UUD '45, mengheningkan cipta dan menyanyikan lagu kebangsaan. Dalam amanatnya, kepala sekolah menyatakan dukungannya terhadap Kemenkeu Mengajar dan sangat senang dan bangga SD nya telah dipilih Kemenkeu untuk dikunjungi dan berharap agar acara dapat berjalan baik dan menginspirasi anak didiknya.


Anak cantikks  mimpin lagu kebangsaan
Setelah upacara, mbak Tika, Relawan Pengajar dari KPPBC Denpasar, memgambil alih perhatian dan mulai menceritakan sedikit tenang kegiatan hari ini, mengenalkan kami ini siapa dan apa yang akan kita pelajari hari ini. Anak-anak mulai tertarik apalagi di akhir kami membuat flashmob dengan lagu berjudul Aku Bisa dari AFI Junior, saya suka liriknya yang membuat anak-anak bersemangat:
"Aku bisa aku pasti bisa
Ku harus terus berusaha
Bila ku gagal tak mengapa
Setidaknya ku telah mencoba
Aku bisa aku pasti bisa
Ku tak mau berputus asa
Coba terus coba
Sampai aku bisa
Akuu... Pasti.... Bisaa!!"
flashmob
Setelah perkenalan selesai, anak-anak berbaris rapi, berkumpul sesuai agamanya dan kemudian berdoa bersama-sama sesuai agama masing-masing. Ahh, baru pertama saya lihat yang seperti ini. Biasanya, saya dulu masuk kelas dulu baru berdoa.

Berdoa sebelum masuk kelas
Kami memasuki kelas sesuai rombongan belajar yang telah dibagi. Pada sesi pertama, saya mengajar kelas 6 bersama dengan Ibu Okta (Dosen STAN) dan Pak Daniel dari DJKN Bali. Sesi pertama diambil oleh Pak Daniel yang membuat dasi biru nan lucu yang bertuliskan berbagai macam profesi di lingkungan kemenkeu dan menjelaskan kepada anak-anak. Begitu juga Ibu Okta yang juga berhasil mengambil perhatin anak-anak dengan bercerita mengenai alokasi anggaran dengan perumpamaan pembagian kue yang disebut "Kue Anggaran". Hingga selanjutnya giliran saya, yang berusaha mengenalkan Bea Cukai kepada mereka, dengan seragam yang saya gunakan dan properti yang telah saya persiapkan. Sebenarnya, ketika mengenalkan profesi sebenarnya saya bingung, saya ini kan programmer. Yang menurut saya adalah profesi tersendiri terlepas dari kementian keuangan atau di intansi/perusahaan lain. Lalu, apakah saya harus mengenalkan saya sebagai programmer, atau bea cukai ? Hha, tapi karena ini temanya Kemenkeu Mengajar jadi akhirnya saya memilih menjelaskan tentang arus keluar masuk barang, yang saya kemas dalam games untuk memancing anak-anak ini aktif dan ikut berpartisipasi serta lebih mudah dipahami.

Full team Rombel F
Ternyata mengajar anak SD tidak semudah yang saya bayangkan. Bagaimana mengendalikan mereka, mendapatkan perhatian mereka atau sekedar membuat mereka duduk manis, sungguh tak pernah sesederhana itu. Saya hampir-hampir kehabisan suara ketika saya berbicara. Ada yang lari-lari, ada yang bertengkar, ada yang minta ini itu sama Ibu Guru, ada yang lapor katanya temennya nakal, ahh masih banyak lagi. Terutama saat kami moving ke kelas 5, dimana Pak Daniel harus pulang duluan karena dinas ke Bima, sedangkan saya dan Bu Okta harus sekuat tenaga menangani anak-anak super aktif ini.
Bu Okta membagikan kue anggaran
Ibu Okta, rekan satu rombel dengan saya bahkan dibuat gemes sama yang namanya Bagus. Anak kelas 6 yang super aktif, saking aktifnya sampai ada seorang anak yang berkali-kali minta sticky notes yang kami berikan untuk menuliskan nama mereka, Ibu Okta tanya, "Bukannya kamu tadi sudah dapat?" Anak itu menjawab "Iya bu, tapi dicoret-coret sama Bagus" Ibu kemudian menghampiri Bagus dan melerai mereka. Bagus bilang "Tadi kan katanya minta ditulisin, ya aku tulisin" Si Anak yang tadi melapor merajuk "Ya tapi kan bukan digambar-gambar dan dicoret-coret Bu. Ini digambar-gambar sama Bagus, Bu" Ibu Okta lanjut lagi menasehati mereka. Ahh, tapi daripada begitu, saya kembali ke meja, mengambil satu buah sticky notes lagi dan sebuah spidol kemudian bertanya "Siapa namanya dik? " "Krisna" Jawabnya. Dalam hati, lah kok namanya seperti mantan saya ya ~ Kemudian saya tulis dan saya tempelkan namanya dengan rapi melekat di saku anak ini, oke, dan kemudian permainan dimulai.
Pak Daniel menjelaskan berbagai macam profesi yang ada di kementrian keuangan
Mau dong kue anggarannya buuu >.<
Ini nih, yang mau jadi Inspekur Jenderal masa depan ! :D
Banyak kesan yang tercipta dalam acara ini. Mulai upacara yang dilaksanakan dengan Khidmat saja sudah membuat saya terkesan. Petugas upacara yang melaksanakan tugasnya dengan baik, murid-murid yang berjajar rapi, do'a yang khusyuk dan guru-guru yang ramah, semua mengesankan. Antusias dan keceriaan anak-anak untuk mengikuti pelajaran dari kami, menyenangkan. Dan saat mereka menggambarkan jiplak tangan mereka, menulis nama dan cita-citanya, saya terkesan, mereka senang sekali dan berebut untuk dapat menuliskan cita-citanya. Artis, penyanyi, polisi, dokter, tentara, ehh dan akhirnya ada yang menulis "bea cukai" ahaha, terharu. Saya saja tidak pernah bercita-cita menjadi pegawai bea cukai, bahkan baru tau bea cukai itu apa setelah masuk kantornya. Dan  disini ternyata banyak yang menuliskan cita-citanya sebagai "Chef" amazing, kenapa ya? Apa karna efek master chef cilik? Atau karena di Bali memang banyak restaurant dan hotel dan banyak chef yang keren-keren? Sughooi!!
Semangat banget nak nulisin cita-citanya

Oiya, Sedikit games yang saya buat. Saya mencetak beberapa contoh barang. Saya meminta dua orang siswa menjadi petugas bea dan cukai, memeriksa barang dan anak-anak saya minta partisipasinya apakah barang tersebut oleh masuk atau tidak. Dan akhirnya mereka juga inisiatif, mau maju dan membawa barang bawaan mereka, aneh-aneh. Mulai ari mineral, tas, botol minum, komik, sampai narkoba, ganja, bom, tas mewah ahahaha. Tapi setidaknya mereka paham dan ada gambaran bahwa negara itu harus dilindungi dari berbagai macam barang berbahaya.

Barang yang berbahaya harus ditolak, tidak boleh masuk ke negara kita. Tolak.. Tolak.. Tolak... !!
Dadaaaa!! 
Tak terasa sudah beberapa hari sejak kegiatan besar itu, masih terkenang terus sampai sekarang senyum dan keceriaan anak-anak. Terimakasih pada panitia, penyelengggara dan sesama relawan. Ahh, untuk saya, saya juga akan terus belajar. Tahun depan juga masih mau sekali rasanya jadi relawan lagi tapi jika kesempatan itu tiba saya harus lebih siap dalam menyusun materi. Mulai dari pemeriksaan barang, penerimaan dan baiknya saya jelaskan, negara mendapat uang dari mana saja dan uang itu digunakan untuk apa. *catatan disini sekalian biar ga ilang, hha.

Pesan saya untuk anak-anak, kalian teruslah bersemangat, tetap ceria seperti sekarang ya nak, tetap aktif dan antusias, pupuk keingintahuanmu, tetap berani bertanya, tetap semangat dalam mencapai cita-cita, apapun yang kamu inginkan untuk masa depanmu, usahakan.. dan penuhi hari-harimu dengan do'a, rajin ibadah semoga Tuhan menerangi setiap jalanmu, semoga selalu berjalan dalam jalan yang benar dan dirahmati Tuhan. Jika ingin mencapai sesuatu, yang pertama kamu harus fokus terhadap yang kamu tuju. Yang kedua kamu harus ahli. Kamu ingin jadi tentara? Cari tahu, apa saja tugas dan fungsinya, apa saja yang mereka kerjakan, bagaimana caranya untuk menjadi seorang tentara? Apa yang kamu harus lakukan untuk itu? Dan yang terakhir, ikhlas dan berserah. Usaha harus selalu beriringan dengan do'a ya sayang. Kamu bisa!

Berdoa sebelum pulang
Kepala Sekolah SD N 11 Sumerta

Foto bersama para guru SD dan guru Sehari Yeay!
Credit : All photos was taken by Bungaku Hilang aka Bp. Wahyu, Mr. Jazmi and Mr. Alpha

Akhirnya ada foto dokumentatornya! Sama-sama berjenggot ya, haha. Oiya, yang depan kacamata ini yang nick name nya "Bungaku Hilang" Akan ada cerita seru soal Bapak ini, nanti ku bagi di sesi halan-halan! >.<




You Might Also Like

0 comments

mari meninggalkan jejak :)

Instagram

Subscribe