Solo Backpacker ke Bali : Pura Uluwatu, Pantai Pandawa, Pantai Balangan, Kuta

Jumat, Desember 30, 2016

Menyambung tulisan saya sebelumnya mengenai Kemenkeu Mengajar, Denpasar yang diadakan pada hari senin. Dan saya berada di bali sejak hari sabtu, jadi punya waktu untuk travelling dulu.

Hari minggu menjadi hari yang sangat panjang untuk saya karena saya menyinggahi beberapa tempat wisata, padahal perjalanan saya mulai agak siang, sekitar jam 9-an.

Saya mulai dengan berjalan kaki dari sekitar wisma, suasana dan aroma dupa dimana-mana, khas bali ya. Sesekali saya juga menemui wisatawan asing yang sedang santai berjalan kaki juga. Tujuan pertama saya adalah minimarket. Selain untuk membeli persediaan jalan-jalan seperti minum, roti dan sedikit cemilan, disitu juga tempat saya bertemu dengan teman saya, biar mudah dicari.

Pura Luhur Uluwatu

Pura Uluwatu
Tujuan pertama kami adalah, Pura Uluwatu, yang terletak dipinggir laut, diatas tebing, tidak bisa saya bilang pantai, hehe. Untuk menuju kesini aksesnya mudah saja, banyak petunjuk arah yang memudahkan kita. Tidak lama perjalanan saya dari Denpasar hingga akrhinya tiba di Pura Uluwatu ini, halamannya lumayan luas dan tidak begitu ramai, mungkin saya kepagian XD. Tiket masuk kesini adalah 10rb per orang waktu itu, dan 5rb untuk parkir kendaraan. Di pintu masuk telah disediakan selendang yang harus saya kenakan untuk masuk ke wilayah Pura.

The view
Kesan pertama saya saat memasuki pura adalah, luas, banyak pohon jadi tidak terlalu panas, di ujungnya ada sebuah pura. Saya dan rekan langsung menuju kesana, ada jalan memanjang di pinggir tebing, kita bisa menyusuri jalan itu sambil melihat-lihat keindahan alam sekitar. Ya, seperti yang saya utarakan tadi bahwa pura ini terletak diatas tebing. Dari sana wisatawan asik mengambil gambar dengan latar pura, tebing, dan laut yang memecah karang. Tidak ada pantai, laut dibawah langsung memecah karang-karang besar dan tebing yang menjulang.

 
Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu. (wikipedia)

Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.

Pura Uluwatu
Sedang untuk Pura sendiri kita dapat berfoto dari depan atau sekitarnya saja, karena pura ini dikhususkan untuk beribadah, wisatawan/pengunjung tidak dapat masuk. Ketika saya kesana juga sedang ada beberapa orang yang melakukan ibadah. Ada juga beberapa yang menggunakan baju adat setempat yang membersihkan pura dan sekitarnya untuk menjaga agar lokasi wisata dan tempat ibadah ini selalu terjaga kebersihannya. Overall, saya suka tempat ini, pemandangan dari sini memang menarik.

Pantai Pandawa
Pantai Pandawa
Tebing di Pantai Pandawa

 

Selanjutnya saya dan rekan menuju ke Pantai Pandawa, tidak jauh dari Pura Uluwatu tadi. Jalan juga lumayan lancar, saat mendekati lokasi pantai terdapat tebing-tebing yang menjulang tinggi. Diantara tebing-tebing itu terdapat patung dewa yang berukuran cukup besar cukup menghiasi pemandangan. Saat ke pantai ini, matahari sedang terik-teriknya, terasa panas sekali. Saya berjalan berkeliling pantai yang lumayan sangat panjang. 

Pantainya Panjaaang
Menurut saya biasa saja sih, hehe, lebih tertarik yang bening sekalian dan ombaknya tenang, atau yang ombaknya gede sekalian seperti di pantai selatan. Pantai ini cuma lurus dan panjang, iya, panjaaaaang. Siang dan terik seperti ini juga banyak yang bermain air di laut. Sementara saya lebih memilih singgah disalah satu warung yang berjualan sepanjang pantai. Banyak sekali, jadi tidak perlu takut kelaparan atau kehausan. Saya memilih beli kelapa muda utuh saja, cemilan dan makanan saya masih punya. Satu kelapa muda utuh dihargai 20rb rupiah, masih terbiang lumrah. Hanya saja, tidak ada esnya. Haduh, padahal saya sudah ngebayangin minum es kelapa muda manis dan seger di pinggir pantai pas siang siang panas begini, ternyata raiso T.T Rasanya hambar dan aneh, panasnya kebangetan tapi airnya kaya ikutan anget malah jadinya, syedih L

Pantai Balangan

Pantai Balangan yang bawah, masih sepi kan?

Tujuan ketiga kami adalah Pantai Balangan, kata teman saya, pantai ini terbilang baru. Dan kiranya ini pantai yang paling saya suka. Ada dua lokasi, kita bisa naik ke atas tebing untuk melihat pemandangan dari atas, atau turun kebawah dan bermain air dengan pasir putihnya, lumayan sepi, jadi bisa puas banget main airnya, hehe. 


Selfie sama pancingnya si Bapak
Saya dan teman memutuskan untuk naik ke atas, dan ternyata benar pemandangannya bagus banget. Masih sepi, ga terlalu ramai. Diatas ada mini wedding hall gitu, ada bule yang melangsungkan pernikahan. Saya bilang mini soalnya hanya ada satu pendeta, kedua mempelai,dan beberapa orang yang mungkin kerabat atau keluarga, satu orang yang sepertinya penata make up dan beberapa orang fotografer. Yang seperti ini di Bali sudah biasa kok, kata penduduk setempat juga banyak wisatawan asing yang melangsungkan pernikahan disini. Dan selain yang wedding ceremony, banyak juga yang ngambil foto untuk prewedding, kalau dihitung ada satu, dua, tiga, empat pasang yang saya temui untuk prewedding, dan saya? Hanya bisa memandang dari kejauhan #halah.

The wedding
Selain itu juga ada beberapa penduduk lokal yang mancing, pakai pancing yang panjang dan sekalinya ngelempar jauh banget. Pak ada ikannya? Tanya saya. Beliau menjawab, ada kok. Disini malah banyak jadi saya mancingnya sampai sini. Dan saya malah ikut duduk disamping Bapak yang mancing, selain melihat dan menunggui pancingannya, saya juga menikmati udara yang sejuk karena waktu itu sudah sore, sekitar jam 4 dan memandangi tebing-tebing sepanjang pantai. Meski akhirnya saya menyerah dan melipir, urusan memancing memang agaknya tidak cocok buat saya yang ga seberapa sabar. Hhehe

yang ngelempar pancing

Pantai Balangan
Sea
Seaaaaa




Pantai Kuta

Kuta beach
Dan tibalah kami sampai di tujuan akhir kami, Pantai Kuta! Yang makin malam malah makin rame, iya rame banget, parkiran motor udah pada penuh dan sulit dicari. Tapi saya hanya singgah sebentar untuk melihat sunset, salah lokasi sih sebenarnya. Hhe, tapi dipinggir pantai juga sangat ramai dan banyak bule berjemuran.

People
Kemudian saya merasakan perut yang kian lapar, melihat sana sini berusaha mencari sesuatu yang bisa dimakan. Mata saya terhenti pada McD, oke, kita makan disana saja yang aman, di Jakarta juga banyak dan insya allah halal. Tidak terlalu mengantri, saya pesan paket teriyaki dan tentu saja : McFlurry! Ahh, cocok sekali untuk mengakhiri hari yang indah dan panjang :D

Kuta

Heavenly, Mcflurry!

You Might Also Like

0 comments

mari meninggalkan jejak :)

Instagram

Subscribe