JAPAN : Itinerary, Budget and Traveling Tips

Selasa, Maret 20, 2018

Nah kali ini saya akan mencoba berbagi beberapa tips ketika akan traveling ke Jepang, bagaimana kita merencanakan perjalanan, memilih destinasi dan memutuskan jenis transportasi apa yang akan dipakai. Banyak sekali pertimbangan dan diskusi dengan rekan-rekan, tapi akan saya coba rangkum dalam tulisan ini. Dan, pada post kali ini juga saya ingin berbagi itinerary dan budget wisata selama di Jepang, seperti yang banyak ditanyakan di IG @putrisoekarno .

Pertama kali tiba di Jepang dan berusaha membaca peta
Ketika kita ingin merencanakan perjalanan, kemanapun itu, entah sendiri atau bersama teman-teman, setidaknya kita perlu bayangan apa yang akan kita lakukan selama disana, minimal, tempat yang akan kita tuju. Utamanya untuk perjalanan-perjalanan jauh, yang kita maupun anggota temen traveling kita belum pernah kesana dan belum menguasai benar lokasi-lokasi apalagi transportasi disana. Di Jepang ada banyak tipe kereta, yang tiap naiknya, saya biasanya liat dulu orang didepan saya, gimana cara gunain tiketnya, ada yang di tap, ada yang dimasukin ke mesin (dan akan keluar lagi, which is akan kita gunakan di stasiun tujuan). Atau hal-hal lain, misal rute menuju lokasi A, atau pertanyaan seperti kita akan menginap dimana atau makan apa. Well, maka dari itu semua perlu direncanakan apalagi kalu traveling barengan. 

Btw, pernah ga sih traveling tanpa itinerary? Pernah! Tapi ga yang jauh sih, hehe. Ujug-ujug sampai kota A, tanpa arah dan tujuan. Pas sampai disana baru nanya-nanya, wisatanya apa dan enaknya kemana. Haha. Atau yang setengah random, ngerencanain ke X ternyata ditengah jalan belok ke Y, sering kok. Tapi, mungkin soal ini next time saya akan sharing karena kali ini saya akan lebih spesifik ke cerita tentang tips and tricks serta itinerary dan budget untuk merencanakan perjalanan ke Jepang!
Random
Nah, di perjalanan ke Jepang kemarin saya berangkat bertiga dengan teman saya, yang mana 2 di Jakarta dan 1 berangkat dari Jogja dan kami bertemu di Malaysia. Traveling in a small group is always a good choice for me. Kadang malah Solo sekalian, haha. But, really, biasanya kalau banyak orang akan lebih sulit untuk koordinirnya, lebih sulit juga pas jalan disana karena tunggu-tungguan, atau banyak kemauan atau banyak kebaperan #ehh. Menurut saya tiga orang itu kompisisi yang pas, atau maksimal berlima. Itu kalau saya yang ngerencanain, kalo saya yang tinggal ikut mah rombongan berbanyak juga ga masalah XD Kalau banyak tapi singkat, dekat dan jelas juga hayu aja. Seperti misal kemarin koordinir 17 orang untuk ke Semarang, it's really OK! *Padahal bukan agen travel, kok jadi curhat. 

Perjalanan saya ke Jepang ini tanpa tour dan pertama kalinya kami pergi kesana, teman di Jepang sih ada tapi kami tidak ingin merepotkan. Jadi, kami mulai merencanakan sendiri perjalanan kami. Kendalanya tentu saja karena kami berjauhan (Jakarta dan Jogja), ga pernah ketemu jadi kalau diskusi ada 2 aplikasi yang kami pakai yaitu WhatsApp Group dan Google Hangout. Baiklah, tipsnya akan saya bagi ke beberapa bagian ya.. DAN, semua yang saya tulis disini adalah sangat subjektif dan berdasarkan pengalaman pribadi.

Tokyo

1. Membuat itinerary

Itinerary mulai kami buat setelah tiket PP sudah ditangan. Kami membeli tiket penerbangan dari Jakarta-Osaka (PP) dengan maskapai AirAsia dimana ya ga murah-murah banget sih dapatnya, sekitar 4,5PP (transit Kuala Lumpur) tapi okelah, no problem. Tanggal yang kami pilih adalah 4-12 Maret, karena tujuan utama kami memang pas musim semi, sekaligus masih bisa main salju di Gala Yuzawa. Total selama disana mungkin sekitar 9 hari (setelah dikurangi waktu transit di KL).

Ketika kami mulai membuat itinerary, yang paling pertama kami putuskan adalah ingin ke kota mana saja? Ini terpenting, karena dari sini saya akan punya gambaran perjalanan kami, penginapan dan transportasi jadi mulai kebayang. Untuk mutusin ini sih secara garis besar aja, yang jelas saya mau ke Kyoto, teman saya ingin berkunjung ke Osaka Castle, atau teman saya satunya yang wajib banget ke Akihabara dan lagi pula kalo ke Jepang ya paling tidak ya ke tiga kota itu (Osaka-Kyoto-Tokyo). Awalnya memang muncul juga beberapa kota seperti Nara dan Kobe, tapi akhirnya kita skip aja karena sudah ada banyak tempat yang ingin kita explore di ketiga kota itu.
Arashiyama, Kyoto
Yang kedua, adalah destinasi wisata. Setelah menentukan kota mana saja yang ingin kami kunjungi, kemudian kami menentukan destinasi wisata mana saja yang akan kami datangi. Susah memang kalau kami saja tidak pernah ketemu, jadi kami diskusikan semuanya dengan bantuan GoogleDrive. Saya buat dokumen excel dimana semua bisa akes dan kami bisa mengisi destinasi mana saja yang ingin dikunjungi. Masing-masing orang bebas ngisi apa aja, nama wisata, lokasi, jam buka-tutupnya, transport dan cost menuju kesana (jadi mau ngisi aja harus cari info dulu yaa, ini biar memudahkan teman yang akan naruh destinasi itu bisa masuk di hari apa, jam berapa, dan searah sama tujuan mana aja, supaya efektif dan ga muter-muter, karena akan ngaruh di ongkos juga). Kadang, kami juga mencantumkan link-link bacaan yang bisa berguna juga buat temen-temen untuk dibaca dan dipelajari supaya ada gambaran, nanti disana kira-kira seperti apa.

Dari semua destinasi yang sudah ada, lalu kami bisa mulai menjadwalkan dengan memasukan destinasi tersebut dalam template itinerary kami. Templatenya kaya apa? Ini banyak ya sebenarnya, tapi kami lebih suka pakai template yang ini (akan saya share di akhir post ini link-nya). Kami juga berdiskusi untuk destinasi mana saja yang akan dimasukkan, mana yang dicoret aja, semua melalui gdrive, comment maupun chat (ada chat group disana, itupun kalo kami pas lagi online bareng). Nah, adalah tugas teman saya untuk masuk-masukin destinasi-destinasi tersebut kedalam template. Dan seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, di tab destinasi kami sudah masukin nama destinasi dan lokasi wisata serta transportnya, jadi memudahkan teman saya untuk memilah destinasi yang searah misalnya, biar efektif di transport dan waktu. Dari situ juga kita bisa tau, kita butuh berapa hari di masing-masing kota. Dan karena teman saya sangat mendetail, dia bahkan menuliskan nama kereta, stasiun dan jamnya. Haha, terbaik emang punya temen serinci dan sedetail ini. Nah tugas saya apa dong? Cari penginapan XD

Jadi secara singkat untuk mulai membuat itinerary adalah tentukan kotanya, destinasi + alamatnya, kemudian masukkan ke jadwal. Hal yang bisa membantu membuat itinerary adalah browsing, membaca pengalaman-pengalaman orang lain entah dari blog, atau vlog, atau bertanya pada orang yang pernah kesana sebelumnya, atau apapun dan mungkin bisa liat contoh-contoh itinerary travel agent/tour atau orang-orang yang udah pernah kesana dan ngeshare pengalamannya (*kayak saya misalnya, halah)

2. Transportasi dan Akomodasi

Nah, ini juga ngga kalah ribetnya. Tapi dari itinerary yang saya punya, itu detail banget. Thanks to +Prisantya Fridayana  the best dah detail banget ngerencanainnya. Sebenarnya ketika kami memilih tidak membeli JR Pass, itu emang ada berbagai pertimbangan selain emang pecicilan mau nyoba naik pesawat dan bus malam di Jepang sih ya. Haha.

Dari itinerary diatas, kan sudah mulai keliatan jadwal perjalanannya. Sedangkan transportnya juga sudah sebagian besar ada disana, karena memang di Jepang juga salah satu transportasi utama adalah kereta. Jadi untuk wisata ke wisata udah pakai kereta aja, dan seperti cerita saya disini tentang berbagai macam moda transportasi yang kami gunakan, sudah saya rincikan apa-apa saja yang kami beli. Jadi dengan Tokyo Wide Pass, Kansai Thru Pass sebenarnya sudah mengcover perjalan kami di lokasi-lokai wisata. Nah, yang perlu kami pikirkan tinggal perjalanan antar kotanya dengan destinasi yang ya, sudah kita plot di Jadwal. Di hari pertama, kami tiba pagi hari di Osaka dan esoknya sudah ada jadwal di Tokyo, dimulai pagi hari.

Kyoto
Ada 3 pilihan transportasi dari Osaka ke Tokyo yang kami pertimbangkan. Yang pertama, Shinkansen. Tapi, itu mahal sekitar 15.000Yen per orang sedangkan kami tidak punya JR Pass, jadi tidak tercover. Yang kedua, overnight bus. Tapi paginya kami baru saja tiba dari KL setelah perjalanan panjang, kemudian mengeksplore kota Osaka seharian, sepertinya tubuh kami cukup lelah. Maka kami ambil opsi selanjutnya, yaitu naik pesawat. Selain harganya terjangkau, yaitu 6000Yen saja (waktu itu), kami juga bs menghemat waktu. Dan bisa bermalam saja di Bandara, menghemat penginapan. Hehe. Bermalam di Bandara di Jepang gimana? Well, enak-enak saja kok. Saya di suatu tempat yang dekat tempat boarding, kursinya empuk, kebetulan banyak yang kosong dan entah darimana ada selimut, sepertinya emang disediakan soalnya orang-orang yang bermalam disana dapat selimut yang sama. Ada juga ruang tunggu juga tapi agak misah kayak ruangan tersendiri, banyak yang menggunakannya untuk tidur, eh, karena itu penerbangan lokal jadi barengannya dengan orang Jepang. Itu tempat yang lumayan nyaman dengan kursi empuk yang jelas kita bisa enak tidur.

Dan, selanjutnya adalah Tokyo ke Osaka, karena kami tidak buru-buru dan energinya udah lumayan ter-charge setelah menginap 2 malam di Asakusa, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan overnight bus yang tiketnya seharga 5000-an Yen. Dan ternyata itu sangat nyaman, haha. Atau karena saking capeknya ya? Haha. Itu busnya nyaman, halus, tidur itu ga kebangun-bangun, enak banget deh pokoknya. Lebih detailnya baca disini yaa.

Untuk penginapan, saya memilih booking penginapan via AirBnB. Jadi, di site ini ada macem-macem sih, tapi kebanyakan apartemen atau rumah, atau kamar yang disewakan oleh pemilik rumah. Jadi kebanyakan bukan officially hotel atau hostel gitu (meski ada hotel/hostel yang pasang di aribnb juga). Jadi kadang harganya lebih murah, untuk fasilitas juga biasanya sudah didetailkan di halaman detail penginapan tersebut. Kamar yang ditawarkan macam-macam, bisa satu atau dua kamar bisa juga seluruh rumah, proses checkin pun cukup mudah. Kalau di Jepang sih kami tidak ketemu pemiliknya, semacam self-checkin, dikasih tau password dan kunci pintu menuju ruangan kami. Hostnya juga ramah dan sangat membantu. Untuk penginapan ini, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya untuk memilih penginapan, yaitu diantaranya adalah :

  1. Lokasi. Kalau bisa berdekatan dengan tempat wisata, tapi tidak terlalu mahal. Jadi kalo mau jalan-jalan kan deket atau kalau malam mau cari makan aja juga enak tinggal jalan dari penginapan. Dan, yang terpenting adalah dekat dengan stasiun, mengingat kemana-mana akan naik kereta, kalo dekat stasiun kan aman, mau kemana-mana jadi gampang. Penginapan yang saya pilih sekitar 2-5 menit saja jalan kaki ke stasiun.
    Nah, tips kalo pas nyari di AirBnB langsung masukin nama daerahnya ya, untuk mempersempit pencarian, biar ga bingung. Contoh : Asakusa, bukan Tokyo karena kalau pakai key Tokyo pasti nanti keluarnya banyak banget.
  2. Fasilitas. Penginapan yang nyaman menjadi pertimbangan saya selanjutnya, hehe. Bisa diliat dari fasilitas yang disediakan. Kasur tidak perlu spring bed sih, di sana, kasur lantai juga udah nyaman, saya mah asal pake selimut yang nyaman ya tidur nyenyak. Standar yang saya cari adalah kasur (ya jelas lah ya), kamar mandi yang rata2 emang udah pakai hot water, dan kebersihan. Kulkas dan kitchen set okelah, tambahan. Mesin cuci juga kalo bisa ada, walau sharing. Karena kami tidak membawa banyak baju, hehe. Biasanya saya liat dari review-reviewnya. 
  3. Harga Nah, ni juga salah satu pertimbangan penting. Haha. Biasanya saya sort by location. kemudian by harga dulu. Dari range harga yang masuk, baru saya pilih yang kira-kira nyaman atau reviewnya paling bagus. Lokasi dan fasilitas bagus kalo mahal ya ga jadi deh. Haha. Dari sekian banyak pilihan, yang sekiranya saya cocok dan suka langsung saya simpan draft, paling 2-3 pilihan baru kemudian saya diskusikan dengan teman-teman. 
Penginapan selama di Jepang sudah pernah saya review yaitu di Tokyo dan Kyoto. Sedangkan di  Osaka kami menginap di Bandara karena pagi-pagi sekali kami harus ke Tokyo XD. Berikut linknya :

Untuk transportasi dan penginapan yang bisa dibayar sebelum berangkat, maka akan kami bayar, biasanya bisa pakai CC. Ini untuk mengurangi budget yen yang perlu dibawa, tapi ada beberapa memang yang tidak bisa di beli disini seperti Tokyo Wide Pass. But no prob, kalau bawa cc atau debit card yang berlogo visa atau mastercard, bisa melakukan transkaksi di luar negeri di mesin yang berlogo sama kok. Eh, untuk soal transaksi debit, atau cc, atau penarikan uang perlu saya bahas di post tersendiri ga sih? dan perbandingannya dari bank satu ke bank lain? Juga rekomendasi tempat penukaran uang yang ratenya bagus? Komen ya kalo perlu :)

3. Tips mempersiapkan budget

Untuk urusan budget biasanya saya bagi dua, untuk hal-hal yang bisa dibayarkan sebelum berangkat dan sisanya adalah budget selama perjalanan. Yang bisa dipersiapkan sebelum berangkat misalnya seperti pesawat, penginapan dan kendaraan lain, atau beberapa tiket masuk wisata yang dapat dibeli secara online. Kalau saya, semaksimal mungkin apa yang bisa dibeli disini, beli aja disini. Biar disananya tinggal jalan dan ga gitu mikir, minimalisir budget yang harus dibawa kesana juga.

Fushimi Inari, Kyoto
Biasanya, paling awal pas ngajak temen jalan yang ditanyakan adalah "Budget berapa?" Ini juga yang paling banyak ditanyakan sih ketika saya habis jalan juga, habis berapa kemarin? perlu siapin berapa? Oke, well, untuk total semua biaya yang dikeluarkan selama perjalanan akan saya share di akhir post. Disini, saya akan share gimana caranya merencanakan budget perjalanan, jadi saat ditanya, bisa langsung jawab perkiraan dana yang perlu dipersiapkan.

Untuk rencana awal, kita bisa lakukan perhitungan kasar. Biasanya yang saya hitung antara lain:
  • Tiket Pesawat PP yang bisa cek di situs-situs pembelian tiket
  • Harga penginapan, biasanya saya ambil yang range tengah-tengah sesuai dengan standar yang ingin saya cari
  • Biaya transportasi selama traveling (yang belum bisa di beli di Indonesia)
  • Biaya wisata  
  • Budget makan perkiraan perhari, serta
  • Dana cadangan yang perlu dipersiapkan juga in case ada kebutuhan tambahan.
Nominalnya biasanya saya dapat dari blog-blog traveler yang udah pernah kesana dan memberikan informasi harga-harga wisata dan makan disana yang jadi modal saya untuk melakukan kalkulasi, saya ambil yang terbaru dan biasanya saya bulatkan ke atas (agak dilebihkan) Dari situ saya bisa bilang kisaran kasar dari hitung-hitungan saya adalah sekitar 11jt untuk 9 hari traveling, all in.

Selanjutnya, saya kasih flag atau tanda mana yang udah dibeli mana yang belum. Kalo perjalanan kali ini lebih ke budgeting masing-masing sih, kami bisa punya perhitungan sendiri karena masing-masing dari kami udah pernah menyusun itinerary dan budget kali ya. Beda sama waktu ke Indochina, dimana teman-teman saya pokoknya maunya terima jadi sampai budget penukaran uang berapa juga saya yang itungin, mereka tinggal ikut. Kalau keadaanya kaya gitu, ga boleh egois juga, biasanya saya lebihkan mana tau ada yang mau belanja ini itu. 

Setelah semua yang maksimal bisa dibeli disini sudah selesai, barulah biaya selain itu berarti yang perlu kita tukarkan. Biasanya itu buat budget keperluan sehari-hari seperti makan, wisata, transport yang tidak bisa dibeli disini, budget oleh-oleh (jika ada) dan dana cadangan. Itu yang saya hitung dan biasanya agak sedikit saya lebihkan. Selain itu saya juga bawa dollar buat jaga-jaga. Kenapa dollar? Ga yen sekalian? Karena biar mikir-mikir kalo mau belanja harus tuker dulu, disana tidak menerima dollar. Jadi saya bisa berusaha lebih irit, karena saya orangnya malesan, bahkan untuk cuma sekedar nukerin uang, hahaha. Kenapa dollar? *again. Karna lebih mudah ditukarkan, kalo bener-bener butuh, dan pengen banget beli, bisa dengan mudah ditukarkan dengan yen. Ahaha. 

4. Persiapan berangkat

Siap jalan?
    Selanjutnya adalah persiapan untuk keberangkatan. Tiket PP udah, itineary udah, bayar-bayar udah. Nah, visa gimana? Aman? Nah mau berbagi cerita aja nih, kalau paspornya masih paspor biasa, maka cara ngurus visanya seperti pada link ini ya, jadi memang harus persiapkan dokumen-dokumen antara lain. Sedangkan kalau sudah e-paspor, tidak perlu bawa dokumen2 itu, jadi ga ribet, cukup bawa paspor kamu, kartu identitas dan mengisi form aplikasi visa. Tada, selesai, besoknya bisa diambil :) Nah, untuk persiapan ini, ada baiknya buatlah list apa saja yang dibutuhkan selama disana. Misalnya, tas backpack, baju, celana, sepatu, cemilan dan obat-obatan pribadi misalnya. Setiap orang bisa punya checklist beda-beda. Nah, ada beberapa yang menurut saya wajib bawa :
    1. Paspor. Ga ada ini, gabisa berangkat
    2. Backpack and Sling Bag (biasa saya pakai kalo pas lagi jalan)
    3. Gadget and all of the chargers
    4. Sepatu dan flip flops (believe me, you will love to wear this to walk and walk around, haha)
    5. Pakaian yang nyaman
    6. Coklat. Favorite aku kalo lagi jalan itu silverqueen chunky bar yang bisa dipotek-potek *bukan promosi, haha. Berguna banget kalo tiba-tiba lapar ditengah jalan yang suka gak disangka-sangka, sungguh ini perut penuh kejutan. Lumayan buat cemil-cemilan
    7. Obat-obatan pribadi

    THE ITINERARY

    Setelah sedemikian banyak persiapan dan perencanaan, akhirnya inilah itinerary kami. Ini sudah saya rapihkan, sebelumnya ada lebih banyak tujuan wisata namun karena beberapa hal, yang biasa terjadi selama perjalanan, akhirnya tidak jadi dikunjungi, hehe.

    Itinerary selama di Jepang, detail ada di link yang saya bagikan di akhir post ini

    BUDGET

    Jadi, ini adalah budget real yang kami habiskan selama 9 hari disana. Sudah saya rangkum, dengan kurs yen 121 rupiah.

    NoNamaJenisDalam YenDalam Rupiah
    1Pesawat AirAsia PP Jkt-Osaka - IGH6VGTransportasi-Rp4,581,000.00
    2Penginapan selama 5 malamRp1,095,979
    Tokyo 2 malam
    Akomodasi
    Osaka 3 malam
    3Pocket wifi (8 hari) - UnlimitedAlat PendukungRp248,448.00
    4Transportasi selama di Jepang
    Transportasi
    Pesawat Osaka-Tokyo¥5,140Rp616,808.00
    WillerExpress Tokyo-Kyoto ¥5,424Rp649,525.00
    Kansai 1Day Pass ¥2,200Rp257,400.00
    Tokyo Wide Pass¥10,000Rp1,210,000.00
    Kyoto Buss Pass 1D (2x) (@ Y500)¥1,000Rp121,000.00
    ICOCA Card¥4,000Rp484,000.00
    Haruka Pass (shin-osaka ke bandara)¥1,300Rp157,300.00
    Tiket dari akihabara ke skytree¥670Rp81,070.00
    PP Bus di Kawaguchi station ke Ropeway¥500Rp60,500.00
    Total Transportasi¥30,234
    5Tempat Wisata
    HTM Osaka Castle
    Wisata
    ¥800Rp96,800
    Kimono Rental¥3,672Rp446,619.00
    Kawaguchi : Ropeway PP + Lake Tour¥1,300Rp157,300
    Gala Yuzawa : Sewa slide+boots+gloves¥2,800Rp338,800
    6Konsumsi (Makan, Jajan, Minuman)Konsumsi¥12,000Rp1,452,000
    7Pengeluaran Lainnya
    Sewa Loker KoinLain-lain¥1,500Rp181,500
    ¥66,104Rp12,236,049.00

    LINKS

    Sesuai janji bahwa di akhir post ini saya akan ngasih link itinerary saya selama di Jepang dan juga template itinerary yang saya gunakan, semoga bermanfaat buat teman-teman semua :)

    Gdrive Itinerary

    Template Itinerary

    HYPERDIA

    Satu tools yang akan sangat membantu dalam mencari rute kereta, jadwal dan informasi harga adalah http://www.hyperdia.com/en/ Ini juga kami gunakan untuk membantu membuat itinerary dan perkiraan budget transportasi. Selama disana juga masih pakai, untuk cari jadwal kereta dan jalurnya. Ada websitenya, belive me, it does really help!





    You Might Also Like

    0 comments

    mari meninggalkan jejak :)

    Instagram

    Subscribe