If I want to be "Ikhlas" - I used to Lie So Close To Allah
Rabu, Maret 13, 2013
Dear, akhir-akhir ini.. Satu kata ini yang slalu terngiang ditelinga saya. "Ikhlas" demikian yang banyak orang katakan,. Saat saya sekedar berkeluh kesah pada mereka -tentang suatu hal yang tidak bisa saya ceritakan- intern keluarga Bp. Soekarno nih :P - , selalu kata itu yang saya dapatkan. Tentu saja itu bukan yang pertama, ribuan kali saya mendengarnya, bahkan mungkin sejak bayi, yang sering pula diucapkan oleh Ayah dan Ibu saya. Dan Ikhlas itu yang saya tau, sama seperti pengertiannya di bangku sekolah atau saat mengikuti pengajian caberawit dulu. Tapi jujur, sekarang ini tiba-tiba saya kok blank dan tak mengerti apa itu Ikhlas ya? Haha, padahal saya sendiri juga sering mengucapkannya, tapi kalau dirasa-rasakan, apa saya sudah benar-benar ikhlas? Saya tidak tau! Tidak pernah tau. Dan ini yang kemudian menjadi pertanyaan besar bagi diri saya sendiri, apa sesungguhnya ikhlas itu? Bisakah kita ikhlas?
Habis saya berfikir, saya tetap tidak menemukannya. Ya, setelah brosing sana-sini, belum puas :3 baca buku ina ini :3 Belum cukup, kok saya lebih suka nanya langsung ya :3 Dapet jawaban langsung :3 Lalu saya bertanya sana-sini, dari fb, twitter, sms, wasap, line, email, nanya langsung dll :v ada yang berbaik hati mau menjawab dengan kalimat singkat, ada yang tidak berani menjawab katanya berat, tapi ada juga akhirnya yang mau menulis untuk saya dalam penjabaran yang lebih luas, walau bagi saya masih terbilang singkat, saya belum puas bacanya, malah semakin menambah pertanyaan yang bermunculan dalam benak saya. Ini beberapa jawaban dari teman saya
dan yang paling panjang dan bikin makin penasaran itu dari mas Ilyas Affuandy, ketua Muda-Mudi pengajian saya di Jogja -yang ternyata juga seorang programmer, benar2 hidup saya dikelilingi para programmer --" - yang udah berbaik hati mau menulis untuk saya :) *walaupun tetap singkat bagi saya* yang ini lebih ke hubungannya dengan Ibadah kepada Allah.
- ikhlas itu artinya tulus dan tanpa paksaan (nggak ada rasa berat/ emoh2an) dari dalam hati dalam kedaan apapun, jadi ketika ada suatu keadaan kita benar2 dalam hati itu merasa tidak ada rasa berat ataupun susah. jadi klo dalam agama artinya ikhlas itu benar2 dalam hati niat karena allah dalam menjalankan agama dan tidak berat dalam menjalaninya (bisa diartikan bahwa dia merasa senang dan tidak susah dengan keyakinan dia dalam menghadappi sesuatu).
- klo contoh banyak sekali, misal dalam ibadah ketika sholat kita benar2 ihklas dan tidak merasa berat dalam menjalankannya, bahkan kita mempunyai rasa susah jika tidak mengerjakannya karena dalam hati kita sudah ikhlas untuk menyembah kepada Allah. jadi subyek yg mau feni terapkan tu untuk ap dulu???
- beda rela sama ridho jelas sudah beda dari kata2nya aja beda
- rela dan ridho itu hampir sama karena ridho itu berarti kita menerima meyakini bahwa suatu kedaan baik itu susah atau senang semuanya itu sudah di qodarkan Allah
- klo caranya ikhlas dimulai dengan cara berniat baik dan tulus dalam mengerjakan atau meyakini sesuatu dahulu, cara mengetahui apakh kita ikhlas dengan melihat dalam hati nurani, apakah kita sudah tulus dalam mengerjakan sesuatu dan tidak ada rasa berat dan susah dalam mengerjakannya.
- jika kita sudah ikhlas berarti kita akan enjoy dalam ibadah atau melakukan sesuatu
SEMOGA BISA MENJADI PENCERAHAN, KALAU MASIH BINGUNG BISA TANYA LAGI,,,
Itu ada capslock jebol yang terakhir, nggak gunaaaa -_______- saya nanya2 lagi, sama sekali nggak dibales -_____-
Ada lagi dari si Wahid yang punya http://info-sekitarkita.blogspot.com/, temen kuliah, kantor, sesama programmer, katanya :
Ikhlas itu Anu.. Anugerah.. iklas itu anugerah; iklas bukan watak; iklas itu tidak berasa; iklas itu ada tp tidak berbekas; ada tp tidak terasa; lakukan dulu baru iklas
Auwm.. sampai sini ? Sedikit pencerahan :3 Walaupun si wahid itu kalok ngomong ya seenaknya sendiri dan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti manusia normal -_- Emm,, dari semua jawaban yang daya dapat.. intinya ya itu; Ikhlas itu adalah anugerah, ikhlas tidak dapat dilihat dan tentu saja bukan kita yang menentukan. Yang saya baca dari sini nih, bahwa :
Dan siapa saja yang benar-benar ikhlas, cuma Allah sajalah yang = mengetahuinya, kendatipun semua ini bisa terselubung oleh kepandaian manusia dalam membungkus rapat-rapat apa yang ada dalam hatinya. Sepandai-pandainya manusia menyembunyikan apa yang ada dalam hatinya dengan segala tipu dayanya, sungguh Allah akan tahu hakikat niat yang sebenarnya.
Sedang untuk menetapkan ikhlas dan tidaknya seseorang, tidaklah ditentukan oleh orang yang bersangkutan, tidak pula oleh orang lain. Sebab ikhlas adalah urusan dan tugas hati dan cuma Allah saja yang tahu pendirian hati para hambaNya.
Uhmm, jadi ingat pas ngobrol sama seorang teman lama di solo dulu, yang punya vespa, yang punya bukucatatanhitamputih, yang suratnya saya re-post, yang punya nama wikan kertanjali -artinya ngeri banget nih-, yang waktu itu langsung menyuruhku "bertanyalah sama beliau yg mampu membolak-balikkan hati.." disambut dengan pertanyaan yang tidak kalah menusuk "Sdkit jrang berlama2an disajadah anda yah? " Waaww, itu dia.. Itu kali ya? Jawaban atas segala keadaan hati yang sedang diresahkan..
Banyak alasan dan memang sedang banyak kegiatan dan acara yang tak menentu. Tapi semua itu tentu tidak dapat menjadikan alasan bagi saya untuk meninggalkan kewajiban saya.. Apalagi dengan beberapa malam ini Ayah saya yang selalu menelfon setiap malam, tidak biasanya, mungkin memang terasa dan khawatir dengan keadaan saya, sekedar menanyakan kabar dan menanyakan bagaimana saya disini, baikkah? Bagaimana teman-temanmu? Bagaimana makanmu? Bagaimana ibadahmu? Bagaimana ngajimu? Bapak sama Ibuk dirumah selalu mendoakan, semoga Allah selalu melindungi kamu, kami dirumah baik, jangan khawatirkan yang disini. Semuanya sudah usai, ikhlas dan terimalah dengan ridho. Ibukmu baik, adik2 juga :)
Ya, Mungkin saya memang terlalu larut dalam suatu permasalahan, untuk menolak kenyataan, jadi ingat kalimat ini-> "Rejection doesn't hurt, expectation does. Lying doesn't kill, denial does. Forgetting doesn't heal, forgiving does" and i realize that im being hurt by my own denial and my effort to forgetting.
ya, saya harus lebih mendekat dan mendekat lagi padanya, karna ikhlas itu anugrah, jadi saya harus mendekatkan diri sama Yang Memiliki Anugerah.. Sedangkan ikhlas atau tidaknya manusia, hanya Allah yang dapat menentukannya. Intinya adalah Ibadah.. I USED TO LIE SO CLOSE TO ALLAH..
0 comments
mari meninggalkan jejak :)