Long Journey to Mui Ne - Vietnam
Sabtu, Februari 16, 2019
I still can't believe that it takes the whole year to write this things..
Our journey in Vietnam still be the hardest part to tell, seriously.. cz so many things happen when we're there.. But, OK, i''m collecting all my mood to write this. It's a must, before 2018 2019 ends!
Kami mengawali perjalanan kami dari Kuala Lumpur dengan direct flight ke Ho Chi Minh City, penerbangan kurang lebih 2 jam. Vietnam, adalah negara kedua yang kami kunjungi setelah Malaysia. Apakah tujuan kami ke Ho Chi Minh City? Oh, bukan.. bukan.. Tujuan utama kami adalah ke sebuah kota yang bernama Mui Ne, sekitar 5 jam perjalanan darat dari HCMC. Daya tarik utamanya adalah the sand dunes.. yang kalo kata saya mah ya kaya Gumuk Pasir Parangkusumo, Jogja :)) *terus ditimpuk temen-temen, hehe. Beda kok, gurun pasirnya lebih luas, ada white sand dunes yang gurun pasir putih, dan red sand dunes, yang berwarna kemerahan. Untuk kesana, kami ambil satu trip perjalanan, untuk rute wisatawan aja biasa : White Sand Dunes, Red Sand Dunes, Fairy Stream dan diakhiri dengan Fish Market.
Scam ?
Ada sedikit cerita ketika kami pertama kali tiba di Saigon (HCMC), kami mencari transportasi untuk ke pool bis Phuo Thrang (atau lebih di kenal FutaBus) di HCMC tepatnya di sekitar Pham Ngu Lao Street. Di Bandara, kami sempat ditawari sama orang yang ngaku-ngaku Grab dan menunjukkan aplikasi grab memang. Disana itu kami sama sekali tidak mengerti bahasanya, dan yang dapat berbahasa inggris juga sedikit, jadi begitu ada yang bisa diajak berkomunikasi kami ikut aja. Singkat cerita si Bapak memperlihatkan aplikasi, menunjukkan lokasi dan mengaku supir grab, akhirnya kami ikut dan menyepakati harga yang ada. Sekitar 120rb VND untuk kami berlima, kami OK. Daaan, akan tetapi ketika disana ternyata kami masuk ke dalam sebuah, semacam mobil travel gitu, harganya masih sepakat di awal. Tapi dia tidak begitu bisa berbahasa inggris, ketika mau keluar dia meminta sejumlah uang, tak tau berapa, intinya dia bilang "small money" Tapi ya namanya kami baru landing, masih juga jetlag, duit juga masih asli dari Jakarta yang belum dipecahin, masih dalam pecahan 200VND, mana ada? Aku sempat beli air mineral seharga 28.000VND tapi tetap saja, kembaliannya masih cukup besar dan ga jelas si driver itu minta uang berapaan.. Akhirnya, you know what? ia dengan memaksa membuka-buka tas kami, membuka dompet kami, memeriksa uang-uang yang kami bawa.. What happen man? Dari sini kami sudah kesal dan perasaan ga enak.. Dan setelah mencari-cari dan sepertinya ia tetap tidak menemukan apa yang ia mau, akhirnya ia megusir kami..
Ia melempar barang-barang kami, backpack kami keluar, dilempar dan dimasukkan ke bagasi taksi kecil. Intinya, dia nyuruh kita naik taksi aja. Dan kami dipatok tarif 5USD per orang.. Itu sama saja sekitar 110k VND per orang. Hah? Yang benar saja, kesepakatan sebelumnya kan segitu udah untuk kami berlima. Dan, akhirnya, untuk kami pergi ada cowo-cowonya ya kan.. Teman kami yang cowok langsung say NO dan mengambil kembali semua tas kami. Segera kami kembali ke bandara saja untuk mencari alternatif lain. Disana, kami sempat bertemu dengan Bapak calo menyebalkan itu lagi, tapi ia menghindar, hmmm, ketauan ya kau Pak.
Akhirnya kami menemukan opsi transportasi lain, yaitu naik bis, bisa turun di daerah Pham Ngu Lao street, meski katanya tidak bisa tepat ditempat yang kami inginkan, but it never be a problem for us, jalan kaki satu atau dua kilo jelas bukan masalah bagi kami. So, kami ambil opsi tersebut, dan harganya berapa? Hanya 20.000VND per orang! Berlima cuma 100.000VND kaan! Itu sama saja ga sampai 5USD bung! Heuhehuuehu. Sampai disana kami berjalan kaki sampai menemukan pool Futabus, menukarkan tiket, kemudian mencari makan yang ternyata sulit sekali menemukan makanan halal. Huhu, akhirnya kami makan yang sepertinya bisa dimakan, seperti olahan seafood, atau lebih tepatnya kerang, yang penting bisa dimakan dan loaksinya tidak jauh dari pool bus kami, karena kami hanya berjalan kaki. Makanannya? Rasanya? Hmm, yang jelas sepertinya tidak cocok unttuk lidah kami. Kami yang perempuan berdua udah pesan satu mangkuk saja untuk berdua, but, no, ga habis juga. Dan disitu baru mulailah perjalanan kami dengan sayur-sayuran mentah itu, kalo makan di Vietnam itu rasanya ada yang kurang aja kalo ga dikasih sayur mentah banyak banget pula ngasihnya, macam lalapan apa ya? Kalau teman saya sih, punya cerita tersendiri dengan seledri, wkwk.
Menuju Mui Ne..
Perjalanan dimulai, kami dibawa terlebih dahulu dengan bis biasa. Kami sempat bertanya-tanya, bukannya kami pesan sleeper bus ya? Masa naiknya bis biasa begini yang buat selonjor aja ga bisa, hemm. Tapi rupanya itu cuma membawa kami dari tempat nunggu bis itu ke pool yang lain, ngga tau tempatnya diamana, tapi disitu kami berganti bis dengan sleeper bus beneran. Dan honest review ya ini, bus itu sangat nyaman, bisa selonjoran, tiduran udah, bangun-bangun pun udah sampai. Kami juga tinggal ngasih alamat tujuan kami (kami print out aja dalam bahasa Vietnam juga biar mereka lebih mudah memahaminya) dan akhirnya kami diturunkan benar-benar ditempat tujuan kami, didepan hotel tempat kami menginap! Yess! Ku kira bakal diturunin di terminal atau gimana gitu,, seeneeng, it help us soo much! Pas pulang puun, kami cuma nunggu di penginapan, bis mereka berhenti dan kami bisa naik disana! Penginapan tempat kami tinggal juga orangnya baik banget, nungguin kita nyegat bis sampai sampai naik bis! Thankyooou!!!
Sampai di penginapan, kami langsung check in. Saya pesan dua kamar, satu buat kami yang perempuan untuk dua orang, satu lagi untuk yang laki-laki, semuanya double bed, lebih tepatnya dua double bed. Heuheu. Penjaga penginapan ini sangat baik dan ramah, seorang wanita menjelang paruh baya yang cukup fasih berbahasa inggris, memberi kami banyak sekali info tentang wisata di Mui Ne, orang yang sama memberi kami rekomendasi makan malam, sewa jeep untuk berwisata esok hari serta berbagai hal lain yang kami butuhkan. Ternyata, booking futabus dari dia juga bisa loh, dan harganya lebih murah, beda 10-20k VND. Tapi karena kami sudah merencanakan jauh-jauh hari dan takut zonk di wilayah yang tidak kami kenal, jadi saya berusaha sebisa mungkin menyiapkan semuanya sejak masih di Indonesia. Apalagi untuk persiapan tiket pesawat, penginapan dan transportasi jarak jauh antar kota/negara, semua sudah saya persiapkan dari Jakarta berikut semua print out tiket2nya. Hehe.
Kami memesan beberapa manu dan semuanya enaaak, favorite saya tentu saja kerangnya, yummy sekali. Tidak begitu banyak bumbu tapi bikin pengen nambah mulu. Harganya juga tidak terlalu mahal kok hehe.
Makan malam di Mui Ne
Pengalaman makan malam di Mui Ne menjadi one of the best food we've ever tried. Dari seberang penginapan kami, sudah berjajar banyak warung-warung sea food pinggir jalan dengan berbagai pilihan. Ikan-ikan segar jadi pajangan, juga udang, cumi, gurita, kerang dan berbagai makanan laut lainnya. Hmm, tentu saja kami sangat tertarik dan akhirnya berhenti di salah satu warung yang menurut kami layak dicoba, oh ya, warung-warung ini tepat berada di pinggir laut ya, jadi asik banget makan malam sambil menikmati deburan ombak bersama kawan-kawan.Kami memesan beberapa manu dan semuanya enaaak, favorite saya tentu saja kerangnya, yummy sekali. Tidak begitu banyak bumbu tapi bikin pengen nambah mulu. Harganya juga tidak terlalu mahal kok hehe.
1. White Sand Dunes
Ini adalah tujuan pertama kami. Sampai disini tiba-tiba ditodong tikcet ATV sebesar 200k VND per orang. Well, kena scam lagi.. Katanya gabisa kalau ga pake ATV, katanya jauh dsb, disini deal juga sma driver yang bawa jeep yang nganter kami. Orang lain disana pada ga bisa berbahasa inggris, sungguh menyulitkan kami. Kesini niatnya mengejar sunrise hingga hari semakin siang dan kami tak punya banyak pilihan, akhirnya deal-deal aja. Kami bayar dengan dollar (serius, kami udah ga punya Vietnam Dong lagi wkwkk. Ya dia mau, yaudah. Naiklah kami dengan ATV itu, dan kau tau apa? Lokasinya gak jauh-jauh amat dan orang lain jalan pun bisa :( Sedih banget ih aing :( Yaudahlah yaa, tapi disini emang pemandangannya indah banget, hamparan pasir putih yang luas, langit yang biru bersih, sunrise yang memukau, ini temen saya yang suka hunting foto tak henti-henti potret sana sini soalnya emang spotnya bagus and give us such a breathtaking view.. Pointnya ada yang diatas sini, dan juga dibawah dekat danau, kalau mau jalan lagi bisa kita ke bawah. Tapi, disini, aku kehilangan kalung kesayangan aku dong :( Dan entah dimana udah, namanya juga nyungsep ke gundukan pasir :(
2. Red Sand Dunes
Puas bermain-main di White Sand Dunes, yang sebenernya juga aga kesel kenapa harus bayar ATV semahal itu sii :( Kemudian kami lanjut ke spot berikutnya yaitu Red Sand Dunes, sama, hamparan pasir juga tapi kali ini pasirnya berwarna kemerahan. Pas kami disana juga kebetulan banyak wisatawan lain, kebanyakan dari Cina, dari tampak luar serta gaya-gaya bicaranya. Disini juga banyak ibu-ibu yang menawari kami menyewakan slides, buat main-main di pasir. Teman saya juga sempat sketch sebentar disini, tapi karena hari mulai makin panas, akhirnya kami makin melipir..
3. Fairy Stream
Bisa dibilang, ini adalah salah satu lokasi favorit saya ketika traveling di Mui Ne. Hemm, ini lebih seperti apa ya, kaldera? atau apa. Sepanjang jalan kami bisa menikmati pemandangan, plus, berjalan dalam arus sungai yang sangat halus seperti itu. Ketika akan masuk kami diharuskan melepas alas kaki, tentu saja. Karena sepanjang perjalanan kan kami menyusuri sungai, meski yang ga sampai se mata kaki, airnya halus sekali, jernih, bening, bersih, segar hehe.
4. Fish Market
Jadi, rangkaian trip kami itu di akhiri di sebuah fish market. Ini lebih seperti pantai sih, dengan banyak perahu nelayan. Ada fish marketnya juga, jadi kalau mau beli ikan banyak tersedia pilihan. Sayangnya kami sudah lelah, hehe. Jadi tidak turun, hanya berforo dari kejauhan saja rasanya sudah cukup, kemudian kami bergegas kembali ke homestay.
Sebelum dhuhur kami telah sampai di homestay, mandi kemudian bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami. Menaiki bis yang sama, Futabus, kami tinggal menunggu di depan homestay saja karena pemilik homestay telah menginformasikan kepada pihak bus, wah, enak sekali ya, tidak perlu repot untuk menunggu di poolnya.
5jam perjalanan kami habiskan hingga sampai di pemberhentian kami di Pool Futabus di HMCM, sekitar jam 6 atau jam 7 malam. Sedang jadwal perjalanan kami selanjutnya adalah ke Phnom Penh, dijadwalkan jam 11 malam dari HCMC. Akhirnya kami mencari makan malam, kemudian iseng mencari tempat nongkrong untuk menghabiskan waktu. Tentu saja setelah lebih dulu memastikan pool tempat menunggu bis malam kami. Setelah makan di Burger King, akhirnya kami mengumpulkan semua VND yang kami miliki dan pergi ke Starbucks terdekat, hehe. Kalau di Indonesia biasanya bisa nongkrong di tempat ini beli segelas minuman apa saja, bisa internetan bahkan sampai gerainya tutup. Tapi di Vietnam waktu itu, kami beli minum dan mendapat struk yang berisi password wifi sebanyak minuman yang di beli, itupun, ternyata hanya dibatasi satu jam saja T.T Ngga enak T.T
Sebelum dhuhur kami telah sampai di homestay, mandi kemudian bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami. Menaiki bis yang sama, Futabus, kami tinggal menunggu di depan homestay saja karena pemilik homestay telah menginformasikan kepada pihak bus, wah, enak sekali ya, tidak perlu repot untuk menunggu di poolnya.
5jam perjalanan kami habiskan hingga sampai di pemberhentian kami di Pool Futabus di HMCM, sekitar jam 6 atau jam 7 malam. Sedang jadwal perjalanan kami selanjutnya adalah ke Phnom Penh, dijadwalkan jam 11 malam dari HCMC. Akhirnya kami mencari makan malam, kemudian iseng mencari tempat nongkrong untuk menghabiskan waktu. Tentu saja setelah lebih dulu memastikan pool tempat menunggu bis malam kami. Setelah makan di Burger King, akhirnya kami mengumpulkan semua VND yang kami miliki dan pergi ke Starbucks terdekat, hehe. Kalau di Indonesia biasanya bisa nongkrong di tempat ini beli segelas minuman apa saja, bisa internetan bahkan sampai gerainya tutup. Tapi di Vietnam waktu itu, kami beli minum dan mendapat struk yang berisi password wifi sebanyak minuman yang di beli, itupun, ternyata hanya dibatasi satu jam saja T.T Ngga enak T.T
Review Night Bus bisa disimak di tulisan saya sebelumya, yang ini -> http://fenifah.blogspot.com/2018/06/vietnam-cambodia-crossing-border-via.html
0 comments
mari meninggalkan jejak :)