Ada Apa Aja sih di Taman Ismail Marzuki ?

Jumat, November 04, 2016

Sampai sekarang Taman Ismail Marzuki atau yang sering disingkat TIM masih menjadi tempat favorit saya untuk hangout saat weekend. Nah, emang kenapa sih saya suka banget kesini? Nggak bosen? Belum sih! Ya, karena disini banyak banget yang bisa dilihat, dikunjungi, dinikmati, dan banyak pula yang bisa kita lakukan disini. 
Taman Ismail Marzuki, malam hari
Lokasinya ada di Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Nama Taman Ismail Marzuki tentu saja diambil dari nama komponis terkenal asal Jakarta, Ismail Marzuki.

1. Cinema XXI

Cinema XXI TIM
Nah, kalo ini udah pasti pada tau kan? Ini juga nih salah satu yang ga bikin bosen ke TIM, ada teater XXI nya, iyalah ga bosen kan filmnya ganti-ganti! Yang diliat kan filmnya, haha. Oiya, kalo mau nonton emang ini jadi salah satu tempat favorit saya kalau weekend, selain tempatnya dekat dari kosan, ga terlalu ramai, dan sesuai dengan tujuan saya yaitu nonton (soalnya kalau harus ke Mall biasanya merembet ke yang lain-lain #ehh) dan satu lagi, nonton di TIM itu harganya lumayan lebih murah daripada yang lain. Update terakhir saat saya menulis ini harganya adalah Senin-Kamis 30k, Jumat 35k dan Sabtu-Minggu 40k (ehh, udah naik ya, dulu saya kesini hari minggu harganya 70 berdua :v)

2. Toko Buku

Warung Buku
Usai nonton, biasanya saya berjalan ke sisi kanan dari studio XXI ini, di pojok gedung ini ada sebuah toko buku. Saya suka kesini meski cuma melihat-lihat. Koleksinya banyak. Banyak sekali, bahkan sampai buku-buku tua, dan mungkin juga buku langka. Selalu, kalau ke TIM harus wajib banget kesini. Sekedar baca-baca karya sastra jaman dulu, kadang pengen banget beli, tapi ingat kantong anak kos dan anak kuliahan, ya beginilah saya T.T 

4. Gedung dengan berbagai event yang ada

The Jakarta Dance Carnival
Nah, setelah toko buku ada gedung yang sangat besar yang didepannya ada seperti tempat pertunjukan terbuka. Dan memang sering ada event yang diadakan disana, tentunya berbagai event yang masih berbau seni. Terakhir ketika saya kesana, sedang ada Jakarta Dance Festival. Bangunannya juga unik, bisa banget buat hunting-huntig foto kece, haha.
Masih Jakarta Dance Carnival


3. Planetarium 

Kalau mau ke planetarium saat weekend, saya sarankan datangnya pagi-pagi. Show dimulainya sih jam 10 pagi, tapi kalau saya kemarin jam set 10 baru sampai disana, tiketnya udah abis. Untung ada temen yang udah nyampe duluan, jadi sempat dapat. Dan lebih baik segera masuk, soalnya kalo udah jam mepet kaya saya, pas masuk itu udah penuh semua dan dapet duduk paling depan. Posisinya kurang enak soalnya kudu ndangak banget. Ndangak itu, bahasa indonesianya mungkin "menengadah".
Gedung Depan Planetarium
Nah, kalau shownya sendiri asik banget, meski hanya sederhana tapi menyenangkan (maklum waktu itu baru pertama kali). Dan, di pengalaman pertama saya itu, saya merasa sangat excited dan bahagia banget. Ketika show dimulai, semua penerangan dalam ruangan itu dimatikan, dan mulai muncul begitu banyak bintang dilangit-langit ruang pertunjukan. Dan, anak-anak yang ada didalam berteriak histeris, sorak sorai bahkan bertepuk tangan dan berteriak "yeeey" termasuk saya dan mbak desi yang terbawa suasana kebahagiaan anak-anak ini, gila, itu rasanya bahagia banget! Agak lebay, tapi rasanya jarang sekali saya sampai bertepuk tangan, berteriak dan tertawa sebebas dan sebahagia itu. Bener deh, atmosfer keceriaan anak-anak ini kuat sekali. Btw, saya juga baru sadar kalau diruangan itu banyak sekali anak-anaknya setelah teriakan-teriakan mereka, maklum pas masuk ruangan itu sudah redup sekali. Dan ga bisa ambil foto juga, gelap doang.
Keluar dari ruang pertunjukan kita bisa menjelajah Museum yang ada di Planetarium ini. Nah, itu Mbak Desi. Planet aja dipeluk., apalagi kamu (?)
Show berjalan kurang lebih 1,5 jam. Disana ada seorang moderator yang baik hati menjelaskan berbagai hal mengenai tata surya kepada kami, termasuk beberapa kali diselingi candaan yang menurut kami hambar, tapi oke lah, nice try pak, i like your voice! Haha.
Nah kan, meluk planet lagi. Meluk kamu kapan?
Dan lagi-lagi setiap ada gambar yang muncul, misal rasi bintang pegasus atau planet atau setiap apa yang ditampilkan dilangit-langit saat itu, anak-anak kembali berteriak dan bersorak gembira *saya juga. Haha, tapi agak tengeng juga sih harus puter-puter kepala, tapi asik! Keren! Kesini lagi? MAU! Oiya, biaya masuknya cukup 10 ribu aja :D
kalau saya mah narsis aja dikit

4. Teater

Teater kecil
Selain ada cinema XXI, di TIM ini juga terdapar bererapa teater seni. seperti Graha Bhakti Budaya yang merupakan Gedung pertunjukan besar yang biasa digunakan untuk gedung pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern, tari, dan film. Ada juga tearter kecil yang mampu memuat 200 orang untuk pertunjukan teater, musik, pembacaan puisi, seminar, dan lainnya. Setiap kesana pasti ada iklan tentang teater yang akan dimainkan, keren-keren tapi lagi-lagi, jadwalnya kadang ga match atau kocek yang dirogoh terlalu dalam T.T
Para pemain teater

5. Perpustakaan Daerah DKI

Di sebelah planetarium, tepatnya di pojokan ada sebuah gedung bertuliskan "Perpustakaan Daerah DKI" tapi jika dilihat dari luar itu lumayan sepi. Tapi pas masuk kesana, lumayan ramai kok. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai. Lantai pertama itu seperti tempat display berbagai karya seni, waktu saya berkunjung kesana, temanya Pahlawan. Mungkin karena pas saya kesana masih dalam suasana 17-an.
Perpustakaan Lt 1
Masuk ke ruangan, disana ada petugas dan jika kita ingin masuk syaratnya kita harus meninggalkan salah satu ID pengenal kita, yang pertama ditanya pasti KTP, tapi SIM juga boleh. Kartu Mahasiswa atau Kartu Pelajar juga boleh banget!
Mbak nya lagi bingung milih-milih buku pelajaran
Naik keatas kita bisa menggunakan lift. Saya agak lupa detailnya, tapi beda lantai beda tema juga. Ada yang berisi buku-buku seperti perpustakaan, tapi lebih banyak buku-buku ensiklopedia besar. Ada juga lebih banyak buku di lantai yang berbeda, di pojokan lebih seperti kumpulan arsip. Tapi disana juga ada satu lantai khusus untuk anak-anak. Iya, ada semacam ruang bermain untuk anak-anak yang penuh dengan buku-buku. Keren!
Lagi ngarsipin kenangan mantan ya mbak?
Yang menarik bagi saya, di lantai 2 kalau tidak salah, ada rak-rak buku, dan banyak spot membaca. Mulai yang dari meja-meja bundar, cocok buat diskusi, ada yang modelnya kaya warnet, jadi bisa fokus sendiri, sampai ada yang lesehan. Baca buku sambil leyeh-leyeh~ Asik~ Recomended deh buat kalian yang ingin ketenangan dan fokus ngerjain kerjaan yang ga kelar-kelar sambil ngeliatin mas-mas yang jaga perpustakaan karena ternyata bening juga~
Baca koran apa baca kenangan mantan?


6. Art Gallery / Pameran Seni Rupa

Kayaknya minta digandeng juga
Di sebelah perpustakaan daerah itu, ada gedung galeri seni. yaitu Galeri cipta yang biasanya digunakan untuk display / pameran seni seperti lukisan dan berbagai macam instalasi seni. Pada saat saya kesana, kebetulan sedang ada display dari temen-temen mahasiswa kalau tidak salah. Soalnya kalau dilihat-lihat temanya hampir sama. Tapi saya selalu salut dengan berbagai macam karya seni! Keren!
Iya, ini lagi nungguin yang mau nggandeng
Seperti biasa, galery seni selalu menjadi favorit saya, betah betah deh saya disini. Hanya saja pada saat itu tidak terlalu banyak displaynya. Untuk masuk kesini tidak ada biaya kontribusi kok, cukup mengisi buku tamu yang disediakan.
Duh, jadi puciang pala adek bang~

7. Kuliner

Nah, dengan sederet kegiatan yang bisa dilakukan di TIM, bisa lelah dahaga dan lapar dong, untungnya di TIM ini juga ada lokasi kuliner yang ada disepanjang jalan saat kita akan menuju ke gedung teater yang dibelakang. Menunya macam-macam dan harganya sangat terjangkau kok, wajar untuk harga di Jakarta. Jadi ga perlu takut kelaparan dengan serangkaian kegiatan yang kamu lakukan dan ternyata udah jam makan siang, haha.
Jajanan malam TIM
Kalau malam, yang jualan tambah lagi, itu yang didepan TIM. Ada nasi goreng, sate padang, siomay batagor, mie ayam dan berbagi jajanan lainnya. Dan katanya makanan disitu enak-enak. Saya belum pernah coba. Pernah sekali hanya pesan dan bayar tapi tidak makan. Kok bisa? Iya bisa. Saya pesan, makanan sudah ditangan dan tetiba sadar itu handphone saya tidak ada. Sontaklah saya tinggal itu mie ayam yang baunya aja udah menusuk hidung dan diotak udah bunyi-bunyi "ini mie ayam enak banget" tapi harus saya tinggal lumayan lama, kurang lebih 2 jam an untuk akkhirnya menemukan hp saya.

Dari mulai kembali ke XXI dan memeriksa kursi yang saya pakai tadi, menelusuri kamar mandi berkali-kali sampai akhirnya mba desi misscall2 nomor saya dan ternyata terhubung. Berkali-kali tapi ga diangkat, tapi nyambung aja udah alhamdulillah banget. Dan handphone saya seperti biasa selalu saya silent, tidak bunyi, getar juga tidak. Mungkin itu yang menyulitkan orang yang menemukan karena tidak ada tanda-tanda panggilan apapun dari hape saya. Setengah jam kemudian, setelah missed call puluhan kali terus terusan tanpa berhenti, ada sms "Telfon lagi, Bu" dalam hati alhamdulillah akhirnya dibalas, dan alhamdulillah ternyata nomor saya ada pulsanya T.T dan habis itu hp mbak desi lowbat hingga akhirnya kita harus cari-cari colokan, dan saya menemukannya di toko buku. Yes yang penting dapet.

Dengan muka kasian kami akhirnya dapat colokan. Ngesot ngesot di toko buku sampai akhirnay disuruh pindah ke depan, atasnya kulkas minuman katanya juga ada colokan. Dan akhirnya juga beli minuman. Saat seperti ini Teh Kotak memang selalu jadi andalan! Sambil misscall2 lagi nomor saya dan beberapa waktu kemudian terdengar suara nan lembut diujung sana, suara Bapak-Bapak yang dari suaranya aja udah kedengaran baik hati. Beberapa menit kemudian Bapak itu datang dengan membawa senyum tersungging dan tentunya yang terpenting adalah HP saya, hahaa. Berkali-kali saya ucapkan terima kasih sama Bapak ini. Beliau menyampaikan bahwa hp saya tertinggal di mushola, kemudian ditemukan petugas mushola dan diserahkan kepada Bapak ini, yang adalah security. Iya security yang telah mengamankan hape akuuh. Makasih Bapak! Makasih makasih makasih!

Dan begitulah cerita panjangnya, hingga, saya kembali ke gerobak mie ayam, dan mungkin mie tersebut udah mbedhedek, dan udah ga tega makan, tapi tetep balik, cuma niat bayar aja. Ehh, dan ternyata sampai sana mie kami udah dijual ke pelanggan yang lain. Alhamdulillah, gapapa, kan jadi ga mubadzir dan kami tetap membayar saja, karena bagaimanapun kan kami yang pesan. Alhamdulillah, setelah perjalanan panjang haha *atau curcol yang kepanjangan T.T

8. ATM dan Musholla

Tangga turun menuju musholla, bukan menuju mantan loh ya, bukan
Nah! Ini juga penting, lupa bawa uang dan ternyata lagi ada event yang keren banget dan pengen banget nonton? Tenang, ada ATM gallery BRI, Mandiri, CIMB, BCA, BNI mungkin ada juga. Dan tentu saja, ada tempat ibadah, penting juga nih. Ada dua musholla, yang satu di planetarium, tapi kalau planetariumnya tutup, pagarnya juga tutup jadi ga bisa masuk. Alternatifnya di belakang IKJ, letaknya di basement dan masih dalam tahap renovasi, tapi alhamdulillah sudah bisa dipakai!

Jadi, tunggu apa lagi? Kesana yuk!

You Might Also Like

8 comments

  1. masuk ketaman ismail marzukinya biasanya berapa ka? dan masuk kedalam teatersnya berapa ka? tolong dibalas dengan cepat ya ka ... makasih ka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon maaf sekali baru balas, kalau ke dalam teater, bisa bervariasi tergantung show yang lagi jalan :)

      Hapus
  2. Planetariumnya sekarang udah buka belum ya? Terakhir katanya lagi ada perbaikan.
    Oya, tulisan yang bagus dan sangat membantu. Udah lama pengen ke TIM tapi ragu2 krn dikira ngga begitu banyak yg bisa dinikmati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. duhh, saya terakhir kesana sudah agak lama, malah baru tau lagi ada perbaikan.
      tapi toh kalau tidak bisa ke planetariumnya, bisa nonton atau main ke gallery seninga ^^ lagipula sekitar sana kan juga bnyak tempat asik lainnya :D
      iya sama2 semoga membantu.

      Hapus
  3. kalo parkir dimana kak,dan tarif berapa?

    BalasHapus

mari meninggalkan jejak :)

Instagram

Subscribe