Fatahillah : The Jakarta History Museum!
Rabu, Februari 24, 2016
Sudahkah saya bilang bahwa museum adalah tempat yang selalu menarik perhatian saya? Tempat kita bisa berkontemplasi *halah dan menikmati keindahan, keunikan, keantikan barang ataupun benda, atau petilasan-petilasan sejarah yang sangat berarti pada jaman itu.
Saya suka ke museum, kemanapun saya pergi, saya berusaha menyempatkan pergi ke museum di kota tersebut. Jakarta misalnya, ada kota tua. Surganya museum, disana banyak sekali ada museum, sudah saya kunjungi satu persatu. tapi masih saja kurang satu, museum mandiri, hhe.
Museum Sejarah Jakarta ini terletak di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1. Maka dari itu, orang lebih mengenalnya dengan sebutan Museum Fatahillah.Gedung ini dahulu adalah sebuah Balai Kota Bataviayang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. (sumber : wikipedia)
Yang paling saya sukai dari sekian banyak museum memang adalah Museum Fatahillah alias Museum Sejarah Jakarta atau Jakarta History Museum ini. Emang yang paling besar dan sepertinya bangunan utama yah disekitaran Kota Tua, dulunya kantor pemerintahan Batavia.
Kenapa suka kesini? Awalnya karena penasaran dengan nama museum yang disebutkan di buku sabtu bersama bapak, dimana pertemuan antara mas sakka dan mbak ratna adalah di depan museum fatahillah, di dekat meriam :D Walhasil, jadi suka kesana deh. Dan setelah beberapa kali kesana dan selalu tutup, akhirnya pada kali ke empat, masih bersama mas bayu saya berhasil masuk ke museum tersebut. Tepat di hari minggu, 14 Februari 2016. Eits, jangan salah fokus di tanggalnya, saya aja baru sadar itu tanggal 14 februari pas mau masuk Batavia cafe dan didepannya diberi tulisan "Love is in the air, 14 FEB 2016" Entah maksudnya apa itu, "Love is in the air?" I think love is in my heart *hloh* hahah
Balik lagi soal Fatahillah, ternyata ini museum yang lumayan besar juga yah. Untuk masuk kesini, kita beli tiket dulu di loket masuk, harganya berapa kurang tau sih, waktu itu yang beli tiketnya mas bayu. Hwaa. Yaa, begitulah. Ruangan di museum fatahillah ini banyak dihiasi oleh wajah batavia dulu. Arsitektur bangunan pemerintahan dan tata kota, sayang saya tidak sempat mengambil gambar disana *terlalu menikmati*
Cukup luas sampai kaki lemas, terdiri dari dua lantai dan kami berakhir di bagian belakang bangunan, tempat penjara belanda. Tidak begitu berbeda dengan penjara-penjara yang saya temui di kota lain, tempatnya pengap, sempit, ada rantai besi, pasung, rendah sampai tidak bisa berdiri tegak, lembab, hanya ada satu ventilasi untuk memasukkan makanan untuk orang - orang yang dipenjara. Orang-orang yang dipenjara itu, pribumi yang seringkali dipenjara karena alasan sepele, atau memang dicari-cari kesalahannya. Ada yang akhirnya di jadikan budak untuk keluarga belanda, dijadikan tenaga kerja paksa, bahkan ada yang disiksa dan dieksekuis mati. Kalau berkunjung dimuseum belanda gini, ini yang paling bikin nyeri. Selalu ada yang namanya penjara, dengan macam-macam penyiksaan, bikin nyeri deh pokoknya.
Keluar dari museum, kita sampai di taman dalam fatahillah. Ada toko souvernir, bangku-bangku utuk istirahat dan ada juga mushola untuk sholat. Yah, sebelum keluar, saya sempatkan ambil foto ootd dulu lah yah, kan ada mas bayu yang bisa ngambilin gambarnyah :)
Didepan museum sendiri selalu ramai, banyak pengunjung dari dalam dan luar negeri. Yang bisa kita nikmati adalah berbagai macam kesenian. Banyak seniman-seniman yang berdandan ala seorang tokoh, misal pahlawan, nona belanda, atau berbagai macam boneka. Kita juga bisa menyewa sepeda hias yang banyak disewkan disekitar museum seharga Rp. 20.000,00 saja lengkap beserta topinya. :)
Saya suka ke museum, kemanapun saya pergi, saya berusaha menyempatkan pergi ke museum di kota tersebut. Jakarta misalnya, ada kota tua. Surganya museum, disana banyak sekali ada museum, sudah saya kunjungi satu persatu. tapi masih saja kurang satu, museum mandiri, hhe.
Yang paling saya sukai dari sekian banyak museum memang adalah Museum Fatahillah alias Museum Sejarah Jakarta atau Jakarta History Museum ini. Emang yang paling besar dan sepertinya bangunan utama yah disekitaran Kota Tua, dulunya kantor pemerintahan Batavia.
Kenapa suka kesini? Awalnya karena penasaran dengan nama museum yang disebutkan di buku sabtu bersama bapak, dimana pertemuan antara mas sakka dan mbak ratna adalah di depan museum fatahillah, di dekat meriam :D Walhasil, jadi suka kesana deh. Dan setelah beberapa kali kesana dan selalu tutup, akhirnya pada kali ke empat, masih bersama mas bayu saya berhasil masuk ke museum tersebut. Tepat di hari minggu, 14 Februari 2016. Eits, jangan salah fokus di tanggalnya, saya aja baru sadar itu tanggal 14 februari pas mau masuk Batavia cafe dan didepannya diberi tulisan "Love is in the air, 14 FEB 2016" Entah maksudnya apa itu, "Love is in the air?" I think love is in my heart *hloh* hahah
Balik lagi soal Fatahillah, ternyata ini museum yang lumayan besar juga yah. Untuk masuk kesini, kita beli tiket dulu di loket masuk, harganya berapa kurang tau sih, waktu itu yang beli tiketnya mas bayu. Hwaa. Yaa, begitulah. Ruangan di museum fatahillah ini banyak dihiasi oleh wajah batavia dulu. Arsitektur bangunan pemerintahan dan tata kota, sayang saya tidak sempat mengambil gambar disana *terlalu menikmati*
apapun geraknya saya, difoto sama mas |
lantai 2 fatahillah, entah dibikin blur atau emang ngeblur ini gambar |
Cukup luas sampai kaki lemas, terdiri dari dua lantai dan kami berakhir di bagian belakang bangunan, tempat penjara belanda. Tidak begitu berbeda dengan penjara-penjara yang saya temui di kota lain, tempatnya pengap, sempit, ada rantai besi, pasung, rendah sampai tidak bisa berdiri tegak, lembab, hanya ada satu ventilasi untuk memasukkan makanan untuk orang - orang yang dipenjara. Orang-orang yang dipenjara itu, pribumi yang seringkali dipenjara karena alasan sepele, atau memang dicari-cari kesalahannya. Ada yang akhirnya di jadikan budak untuk keluarga belanda, dijadikan tenaga kerja paksa, bahkan ada yang disiksa dan dieksekuis mati. Kalau berkunjung dimuseum belanda gini, ini yang paling bikin nyeri. Selalu ada yang namanya penjara, dengan macam-macam penyiksaan, bikin nyeri deh pokoknya.
Keluar dari museum, kita sampai di taman dalam fatahillah. Ada toko souvernir, bangku-bangku utuk istirahat dan ada juga mushola untuk sholat. Yah, sebelum keluar, saya sempatkan ambil foto ootd dulu lah yah, kan ada mas bayu yang bisa ngambilin gambarnyah :)
nah kan, saya lagi begini juga difoto sama mas |
1 comments
Great things you have described!!
BalasHapusmari meninggalkan jejak :)